Mengapa Bayi Bisa Terlilit Tali Pusar?
DokterSehat.Com– Bayi terlilit tali pusat adalah kondisi yang sering terjadi pada kehamilan dan persalinan. Umumnya kondisi ini tidak berbahaya, meskipun tetap perlu diwaspadai risiko bayi tercekik tali pusatnya sendiri. Sebenarnya apa yang menyebabkan bayi bisa terlilit tali pusatnya sendiri?
Penyebab bayi terlilit tali pusat
Tali pusat adalah organ berbentuk tali yang menghubungkan antara janin dengan ibu untuk mengalirkan nutrisi dari ibu ke aliran darah bayi. Panjang tali pada bayi umumnya 50 cm dan dapat menyebabkan lilitan pada leher maupun pada badan bayi.
Penyebab utama dari bayi terlilit tali pusat adalah aktivitas bayi selama berada di dalam kandungan. Keadaan ini kadang tidak disadari oleh ibu sehingga perlu pemeriksaan USG untuk mengetahui apakah bayi terlilit tali pusat atau tidak.
Selain karena aktivitas bayi, penyebab bayi terlilit tali pusat di antaranya mengandung anak kembar, memiliki cairan ketuban yang berlebihan, atau memiliki tali pusar yang panjang.
Meskipun tidak ada tanda-tanda yang pasti, namun terkadang bayi yang terlilit tali pusat dapat ditandai dengan gejala gerakan bayi yang bergerak cepat namun kemudian sangat melambat. Selain itu, Anda juga perlu waspada pergerakan bayi yang melambat di minggu terakhir menjelang kelahiran.
Penanganan bayi terlilit tali pusat
Meskipun sebagian besar kondisi bayi terlilit tali pusat bukanlah kondisi yang berbahaya, namun perlu diperhatikan apakah lilitan pada bayi terasa kencang atau tidak. Jika lilitan terlalu kencang, dikhawatirkan dapat menghalangi aliran darah pada bayi dan membuatnya kekurangan oksigen.
Apabila lilitan terasa longgar, dokter dapat dengan mudah melepasnya dengan melewatkan tali pusar di atas kepala. Namun jika lilitan terasa terlalu kencang, maka kemungkinan tali pusat akan dijepit dan dipotong sebelum bahu bayi keluar dari vagina saat persalinan.
Kondisi lain yang dianggap berbahaya adalah jika lilitan bayi memengaruhi denyut jantung bayi sehingga mendadak melambat. Dokter dan perawat akan terus memantau kondisi denyut janin bayi, jika masih normal maka persalinan akan dilanjutakan sesuai prosedur.