Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-Ciri Bayi Cacingan dan Pencegahannya

Doktersehat-ciri-ciri-anak-cacingan

DokterSehat.Com – Tidak hanya orang dewasa, cacingan juga bisa terjadi pada anak-anak. Dampak buruknya, penyakit ini bisa menghambat pertumbuhan anak baik fisik maupun kecerdasannya. Anak cacingan bisa menjadi kekurangan gizi dan mengalami masalah di bagian pencernaan, oleh sebab itu penting mengenali ciri anak cacingan sejak awal.

Ciri-ciri anak cancingan secara umum dapat terlihat dari sulitnya mengalami kenaikan berat badan. Bayi yang terkena cacingan juga sering mengalami diare dan sakit di bagian perut.

Tidak hanya itu, ciri anak cacingan juga bisa dikenali dengan munculnya anemia. Anemia bisa terjadi karena darah dalam tubuh diserang oleh cacing tambang. Ciri-ciri cacingan anak lainnya adalah hilangnya nafsu makan serta munculnya rasa lemas dan lesu.

baca juga: Mitos Tentang Cacingan pada Anak

Perlu diketahui bahwa cacing ini bisa berpindah dari satu organ tubuh ke organ tubuh yang lain, di mana hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada organ yang disinggahinya. Misalnya jika anak mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh bisa saja itu pertanda bahwa ada cacing yang sudah menyebar sampai ke bagian paru-parunya,

Cacing di organ tubuh lain selain perut bisa menimbulkan gejala seperti benjolan atau bengkak, demam hingga kejang.

Ciri-ciri anak cacingan juga tergantung dari jenis cacing yang ada di dalam tubuhnya, cacing jenis gelang misalnya umumnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Namun cacing gelang tertentu bisa membuat masalah pada mata atau menyebabkan gejala asma.

Sementara cacing kremi bisa menyebabkan rasa gatal di organ kelamin anak dan akan semakin bertambah gatal saat malam hari.

Ciri lain yang bisa dikenali apabila seorang anak mengalami cacingan adalah dengan melihat fesesnya. Dengan melihat kondisi kondisi tinja dapat diketahui apakah anak positif menderita cacingan atau tidak.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan agar anak Anda terhindar dari cacingan, antara lain:

  1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan adalah satu faktor yang menyumbang besar terhadap penyakit cacingan, demi menjaga kesehatan pada bayi, lakukanlah beberapa hal seperti: memeriksa sumber air disekitar rumah agar tetap bersih dan menjaga kebersihan rumah dari kotoran hewan.

  1. Faktor orang tua

Kesehatan bayi terhadap penyakit cacingan dipengaruhi oleh kebersihan serta pola kehidupan orang tua itu sendiri. Oleh karena itu orang tua harus selalu hidup bersih dan sehat dengan melakukan hal kecil seperti: mencuci bersih semua bahan-bahan makanan yang akan dimasak, biasakan mencuci tangan, mencuci hingga bersih peralatan bayi yang akan digunakan dan telah digunakan, memotong kuku dengan rutin, serta hindari memberikan daging yang tidak matang pada bayi.

  1. Faktor pada bayi itu sendiri

Selain dari kedua faktor di atas, faktor bayi itu sendiri juga dapat menjadi faktor penyebab cacing masuk ke dalam tubuh bayi dengan sangat mudah. Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk menghindari cacing masuk pada tubuh bayi seperti:

  • Biasakan bayi mandi 2 kali dalam sehari.
  • Berikan antiseptik khusus bayi pada bak mandinya.
  • Tidak lupa memotong kuku tangan serta kaki bayi.
  • Jika keluar rumah biasakan menggunakan alas kaki.
  • Usahakan anak Anda untuk tidak bermain di area tanah karena bukan tidak mungkin tanah tersebut telah terkontaminasi oleh kotoran hewan bahkan manusia.
  • Berikanlah bayi obat cacing secara rutin agar tidak terserang penyakit cacingan.

Baca juga: Bahaya Cacing Kremi pada Anus dan Vagina

Nah, itu beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi cacingan pada bayi, jadi tidak ada salahnya jika Anda melakukan hal-hal tersebut demi buah hati Anda terbebas dari penyakit cacingan yang dapat menganggu kesehatannya.

Jangan lupa perhatikan label kemasan pada obat cacing untuk anak, cermati cara penggunaan dan dosis yang tepat. Dosis obat cacing bisa berbeda pada tiap-tiap penderita. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya.