Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diet Noom, Metode Penurunan Berat yang Mengandalkan Emosi

diet-noom-doktersehat
photo credit : pexels.com

DokterSehat.Com– Bicara mengenai diet memang tidak ada habisnya. Sampai saat ini, diet masih menjadi primadona bagi setiap orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan. Hal tersebut dikarenakan diet telah terbukti bisa memberikan hasil maksimal dalam waktu cepat. Dengan kepopulernya, maka tak heran jika begitu banyak jenis diet bermunculan, mulai dari diet mayo, diet keto, diet vegan, diet zona, diet angin, dan masih banyak lagi.

Namun, baru-baru ini muncul satu lagi jenis diet yang telah menjadi buah bibir banyak orang, yaitu diet Noom. Ya, program yang satu ini muncul pertama kali di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Kemunculan diet Noom memang sempat menghebohkan banyak orang karena program dan metode yang diusung memiliki konsep unik, berbeda dengan jenis diet lainnya.

Jika jenis diet lainnya berkonsep untuk membatasi asupan makanan, justru diet Noom sedikit membebaskan seseorang dalam urusan makan. Tapi, yang menjadi fokus dari diet Noom ini adalah bagaimana cara mengatur emosi dan psikologis. Dilansir dari laman resminya, Noom.com, dijelaskan bahwa ketika ingin menurunkan berat badan, seseorang tidak boleh hanya mementingkan kondisi fisiknya saja, melainkan harus memerhatikan kondisi mental pula.

Sebab, dari kebanyakan kasus terjadi, orang-orang yang gagal diet diakibatkan oleh mental serta tidak bisa mengelola stres dengan baik. Akibatnya, stres tersebut akan membuat frustasi yang akhirnya mengonsumsi berbagai macam makanan sehingga program dietnya gagal. Untuk itu, diet Noom menekankan diet dengan mengandalkan emosi serta mental seseorang. Lantas, diet Noom juga ingin mendorong setiap orang agar sadar akan kebiasaan buruk pada pola makan yang harus segera dirubah agar tidak menyesal di kemudian hari.

Untuk pelaksanaannya, diet Noom memiliki dua fokus program, yaitu program penurunan berat badan serta program mengatasi diabetes. Jika program penurunan berat badan, maka setiap pelakunya diajarkan untuk menjaga asupan kalori perharinya. Sedangkan untuk program mengatasi diabetes, seseorang tidak harus mementingkan kalori, tapi dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat secara tepat.