5 Mitos Seks Oral yang Sering Salah Kaprah
DokterSehat.Com – Seks oral mungkin masih kalah pamor dengan seks vaginal yang dilakukan oleh banyak orang. Namun, seks jenis ini sangat disukai oleh beberapa orang khususnya pria. Bahkan dengan hanya melakukan seks jenis ini saja mereka bisa mendapatkan banyak sekali kenikmatan hingga mendapatkan orgasme dengan mudah.
Meski memberikan banyak sekali kenikmatan, seks oral ternyata memiliki banyak sekali risiko. Melakukan seks jenis ini dengan sembrono bisa menularkan penyakit berbahaya dan berujung pada kematian. Oleh karena itu, berbagai hal terkait dengan seks oral harus diperhatikan dengan baik termasuk membuang semua mitos-mitosnya yang salah.
Berikut beberapa mitos yang salah tentang seks oral selengkapnya.
Wanita tidak bisa orgasme dengan seks oral
Sekitar 80 persen wanita di seluruh dunia susah sekali mendapatkan orgasme saat melakukan seks secara vagina. Kesulitan ini terjadi karena wanita sulit sekali mendapatkan rangsangan baik saat memulai seks atau foreplay hingga saat mereka mulai melakukan seks vagina dengan pasangan.
Berbeda dengan seks vaginal, seks secara oral justru lebih cepat menyebabkan orgasme pada wanita. Orgasme ini bisa terjadi karena rangsangan yang diberikan bisa berjalan dengan maksimal. Selain itu pria juga dengan mudah menjangkau klitoris, labia, dan dengan bantuan tangannya bisa menyentuh G-Spot di dalam rongga vagina.
Rasa sperma bisa manis kalau makan nanas
Rasa dari sperma atau air mani memang bervariasi di setiap pria. Rasa ini biasanya dipengaruhi oleh diet yang dilakukan setiap harinya. Kalau diet yang dilakukan banyak mengonsumsi buah dan sayur, kemungkinan air mani memiliki sedikit rasa manis dan juga aroma segar akan tinggi. Namun, rasa khas agak amisnya tetap ada.
Mengonsumsi nanas terlalu banyak dalam waktu yang singkat tidak akan membuat air manis menjadi manis. Justru kalau air manis yang mengandung sperma ini memiliki rasa manis yang cukup pekat, pria harus memeriksakan dirinya ke dokter. Rasa manis ini adalah tanda adanya kondisi diabetes pada tubuh.
Sikat gigi bisa picu penularan penyakit menular seksual
Isu beredar di luaran sana adalah menyikat gigi akan menyebabkan penularan HIV dan penyakit lainnya berjalan dengan cepat. Padahal sikat gigi hanya menghasilkan goresan lembut di rongga mulut dan tidak memungkinkan masuknya bakteri atau virus ke pembuluh darah dengan cepat.
Risiko penularan HIV melalui seks oral memang tetap ada, tapi cukup rendah. Penularan melalui seks vaginal atau anal baru lebih masuk akal karena cairan tubuh bisa bertukar tempat dengan lebih cepat dan jumlahnya sangat banyak.
Seks oral tidak sebarkan penyakit dengan mudah
Faktanya, melakukan seks oral tetap berisiko menyebabkan penularan penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, hingga HPV. Virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit itu mudah menular dari kemaluan ke mulut lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Itulah mengapa sebelum melakukan seks oral penggunaan kondom atau dental dam harus dilakukan. Kalau menggunakan cara ini, Anda tidak berisiko terkena penyakit menular yang berbahaya.
Seks oral selalu kotor
Meski berisiko menyebarkan penyakit, seks oral tidak selalu identik dengan kotor. Asal kemaluan dan mulut sama-sama bersih. Anda bisa dengan mudah melakukannya. Sebelum melakukan seks oral dengan pasangan, pastikan dahulu kedua belah pihak sama-sama bersih sehingga seks oral tanpa kondom pun bisa dilakukan dengan lebih intim.
Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda sebelum memutuskan untuk mencoba atau memberikan seks oral pada pasangan nanti malam.