Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-Ciri Wanita Hamil di Luar Kandungan

DokterSehat.Com– Kehamilan yang normal adalah pertemuan antara sel telur dan sperma yang terjadi di saluan telur yang setelah pembuahan terjadi seharusnya berjalan menuju rongga rahim, tapi pada kasus hamil di luar kandungan, hasil pembuahan ini tidak bisa mencapai rahim atau macet dan menetap di saluran telur.

Di awal kehamilan tidak ada tanda khusus seorang perempuan hami di luar kandungan dengan perempuan yang hamil normal, ciri-ciri hamil di luar kandungan tetap sama seperti terlambat menstruasi, mual, morning sickness dan pada tes kehamilan juga menunjukan tanda positif.

Ciri-Ciri Hamil di Luar Kandungan

Ciri-ciri hamil di luar kandungan, di antaranya:

  1. Keluhan rasa nyeri yang hebat di perut bawah
  1. Terjadi perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, sementara pada ibu hamil normal perdarahan yang terjadi hanya flek-flek sedikit
  1. Gejala tersebut terasa karena dinding disaluran telur pecah, tapi jika belum pecah satu-satunya cara untuk memastikan hamil di luar kandungan adalah pemeriksaan USG.

dr Kanadi mengatakan kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik) hanya bertahan selama 5-10 minggu saja, kehamilan seperti ini tidak bisa diselamatkan sehingga sering dikatakan keguguran.

Ketika jaringan dari embrio yang masuk ke dalam saluran telur makin berkembang akan membuat saluran telur membesar, kondisi ini akan menyebabkan dinding dari saluran telur tersebut melemah dan bisa menyebabkan pecahnya saluran telur yang ditandai dengan perdarahan.

Biasanya pasien akan datang dengan keluhan rasa nyeri yang hebat dan perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, kondisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan trimester pertama atau masih hamil muda.

Penyebab Hamil di Luar Kandungan

Penyebab hamil di luar kandungan adalah :

  1. Adanya infeksi di daerah sekitar panggul
  1. Adanya kerusakan di saluran telur yang membuat embrio tidak bisa menuju ke rahim
  1. Pada beberapa kasus kemungkinan disebabkan adanya kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan, yang berperan dalam hal ini sehingga membuat perjalanan hasil pembuahan menjadi tidak lancar.

Semua perempuan berisiko mengalami kehamilan di luar kandungan, tapi perempuan yang rentan terkena atau memiliki infeksi lebih berisiko mengalami kehamilan seperti ini, ujar dokter yang berpraktik di RSCM ini.

Pengobatan yang diberikan untuk pasien dengan kasus kehamilan di luar kandungan, biasanya melalui operasi untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan saluran telur yang pecah tersebut dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.

Jika hanya salah satu saluran telur yang diangkat, maka perempuan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal. Tapi jika kondisi ini telah membuat kedua saluran telur diangkat, maka perempuan tersebut sudah tidak bisa hamil kembali atau menjadi infertil.

Faktor Risiko Hamil di Luar Kandungan

Kondisi umum yang diketahui faktor risiko kehamilan ektopik meliputi:

  1. Infeksi tabung sebelumnya (salpingitis), seperti penyakit radang panggul (PID), klamidia, dan kencing nanah
  2. Operasi sebelumnya di dalam perut, terutama yang melibatkan saluran Fallopian, ovarium, rahim, perut bagian bawah, atau usus (pembedahan lokal di luar serviks bukan merupakan faktor risiko)
  3. Penggunaan obat kesuburan pada saat pembuahan
  4. Riwayat riwayat kehamilan tuba
  5. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Namun, kehamilan normal tidak mungkin terjadi pada IUD, jadi jika seorang wanita hamil ketika menggunakan IUD, kemungkinan besar kehamilan tidak berada di dalam rahim.

Hamil di Luar Kandungan Bisa Dicegah?

Hamil di luar kandungan pada umumnya tidak dapat dicegah. Namun, ada kemungkinan untuk menurunkan beberapa faktor risiko untuk mengembangkan kehamilan ektopik:

  1. Jika Anda didiagnosis menderita penyakit radang panggul, konsumsilah antibiotik yang diresepkan sesuai petunjuk sampai benar-benar teratasi, kemudian tindak lanjuti dengan dokter Anda untuk memastikan Anda sembuh.
  2. Hindari kencing nanah, klamidia, dan penyakit menular seksual lainnya
  3. Jika Anda berencana untuk segera hamil dan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) untuk kontrasepsi, konsultasikan hal ini dengan dokter Anda.
  4. Pembedahan sistem reproduksi, usus, atau perut bagian bawah dapat menyebabkan jaringan parut, yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik.