Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gatal pada Area Kemaluan, Ini Penyebabnya

Doktersehat-rambut kemaluan gatal

DokterSehat.Com – Semua orang pasti merasakan gatal pada kemaluannya. Meski kemaluan gatal bukanlah masalah yang serius, namun bukan berarti Anda bisa menganggap gatal pada kemaluan adalah masalah yang sederhana.

Gatal pada Kemaluan

Kebersihan pada area kemaluan harus selalu diperhatikan karena dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit dan gatal-gatal pada area yang sensitif ini. Area kemaluan dan lipat paha adalah daerah yang lembap karena selalu tertutup pakaian dan terpapar oleh keringat dibandingkan dengan kulit di bagian tubuh lain. Kondisi ini membuat area kelamin menjadi tempat yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh.

Padahal, area kelamin adalah area yang cenderung sangat lembap karena pakaian dalam yang selalu digunakan sepanjang hari. Selain itu, area kelamin adalah area yang paling sering terkena air dibanding area tubuh yang lain. Kondisi ini membuat area kelamin menjadi tempat yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh.

baca juga: Infeksi Jamur pada Kelamin Pria

Infeksi jamur seperti tinea kruris dan candidiasis menyebabkan ruam kemerahan yang disertai dengan rasa gatal.

Selain infeksi jamur, gatal pada daerah kemaluan juga dapat disebabkan karena adanya kutu rambut atau Pedikulosis pubis. Parasit ini tinggal melekat pada rambut kemaluan, menghisap darah dan meninggalkan bekas gigitan berupa bintik berwarna merah kebiruan yang disertai dengan rasa gatal.

Jangan mudah terpancing untuk menggaruk rasa gatal ini karena bisa jadi infeksi pada kelamin disertai nanah yang tentu saja akan membuat gatal-gatal menjadi semakin parah. Berikut adalah penyebab lain gatal di kemaluan, di antaranya:

1. Tinea cruris

Infeksi jamur di area kelamin, paha bagian dalam, atau bokong disebut tinea cruris. Kondisi ini menyebabkan ruam bentuk cincin pada area yang terinfeksi. Tempat yang panas dan lembap adalah tempat yang paling sering menjadi penyebab tinea cruris.

Selain itu, tinea cruris juga bisa pada orang-orang yang banyak mengeluarkan keringat penderita diabetes, obesitas atau atlet. Mereka yang gemar menggunakan pakaian ketat, terganggunya sistem kekebalan tubuh hingga keringat berlebihan berisiko tinggi mengalami tinea cruris.

2. Candidiasis

Infeksi jamur Candida albicans adalah penyebab candidiasis. Candidiasis sendiri bisa memengaruhi area mulut, kelamin dan darah. Penyebab candidiasis lainnya adalah kondisi kesehatan dan konsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan jamur tumbuh.

Normalnya, kulit manusia ditinggali oleh bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis bakteri dan fungi bahkan dapat membantu kulit untuk melakukan fungsinya. Namun, jika fungi dan bakteri dan berkembangbiak tanpa terkontrol, maka dapat menimbulkan infeksi.

3. Infeksi eritrasma

Penyakit eritrasma bisa terjadi karena adanya Corynebacterium minutissimum. Penyakit ini juga bisa disertai infeksi kulit lain seperti Candida albicans. Infeksi eritrasma menimbulkan kulit kering, muncul warna merah muda atau kehitaman.

Sebenarnya, Corynebacterium minutissimum adala flora normal di kulit, namun bisa menjadi agen utama penyebab eristrasma. Bakteri ini bersifat lipofilik, gram positif, tidak membentuk spora, aerobik, dan katalase positif. Bakteri ini akan memfermentasi glukosa, dekstrosa, sukrosa, maltosa dan mannitol.

Beberapa faktor predisposisi dan risiko yang bisa memicu eritrasma antara lain: hiperhidrosis, obesitas, diabetes, usia, menurunnya imunitas, iklim panas, dan tidak menjaga kebersihan kulit.

4. Lichen planus

Lichen planus ditandai dengan munculnya ruam kecil merah keunguan yang terkadang menimbulkan gatal. Sementara pada daerah mukosa seperti vagina dan mulut, penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan bercak putih.

Perlu diketahui, ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, namun lebih sering muncul di lengan bagian dalam, tungkai bagian dalam, atau punggung. Selain itu, lichen planus juga dapat menimbulkan bercak putih di vulva dan vagina. Bercak putih ini kadang disertai gatal dan menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual.

5.Kutu Kemaluan

Kutu kemaluan merupakan sejenis serangga kecil yang berbentuk seperti kepiting dan menginfeksi area rambut kemaluan. Kutu rambut kemaluan ini juga akan menebarkan telurnya di sekitar rambut kemaluan Anda.

Cara penularan atau penyebaran kutu rambut kemaluan yang umum terjadi adalah melalui kontak seksual. Selain melalui kontak seksual, kutu rambut kemaluan juga dapat menyebar melalui benda yang digunakan oleh orang yang telah terinfeksi, seperti handuk, pakaian, atau seprai.

Meski begitu, kutu rambut kemaluan ini tidak dapat menular melalui penggunaan toilet, karena tidak memiliki kaki yang dapat bertahan di permukaan yang licin dan tidak dapat hidup jauh dari hangatnya tubuh manusia.

Rasa gatal yang ditimbulkan oleh kutu rambut kemaluan umumnya terjadi pada malam hari. Biasanya, rasa gatal akan muncul selama 2–4 minggu setelah terinfeksi atau bahkan segera setelah kutu menginfeksi area rambut kemaluan.

Selain rasa gatal, gejala lain yang bisa muncul yaitu luka gigitan di sekitar organ intim, luka bekas garukan, atau kulit yang berubah warna menjadi abu-abu kebiruan. Parasit ini hidup dengan cara menghisap darah melalui kulit, dan dapat menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.

baca juga: 3 Masalah Serius Jika Anda Tak Segera Mencuci Kelamin Seusai Bercinta

 

Tidak hanya pada rambut kemaluan, kutu kemaluan juga bisa mendiami bulu kaki, ketiak, kumis, janggut hingga bulu dada. Kutu kemaluan lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibanding pada rambut kulit kepala yang cenderung lebih halus.

Nah, itulah beberapa penyebab gatal pada kemaluan yang harus Anda tahu. Pada akhirnya, penanganan untuk kemaluan gatal perlu diatasi sesuai dengan penyebabnya. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia