Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hipertiroidisme – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

hipertiroid-adalah-doktersehat

DokterSehat.Com– Hipertiroidisme adalah gangguan di mana kelenjar tiroid di leher membuat dan melepaskan lebih banyak hormon tiroid lebih dari kebutuhan tubuh. Dokter dapat mengatakan kepada pasien bahwa pasien memiliki “tiroid yang terlalu aktif.”

Tiroid mengontrol metabolisme, yaitu bagaimana sel-sel tubuh menggunakan energi untuk proses kerja masing-masing organ. Metabolisme memengaruhi suhu tubuh, detak jantung, dan seberapa banyak seseorang membakar kalori.

Jika tubuh memiliki hormon tiroid yang berlebih maka tubuh memiliki metabolisme yang tinggi. Itu berarti tubuh membuat lebih banyak mengeluarkan energi, yang ditandai dengan tubuh yang sering berkeringat, tidur yang sulit, buang air besar juga terlalu sering bahkan menjadi diare, detak jantung yang terlalu cepat, dan berujung pada penurunan berat badan meskipun makanan yang dikonsumsi sudah cukup banyak.

Wanita lima sampai 10 kali lebih mungkin untuk mendapatkan hipertiroidisme daripada pria.

Penyebab Hipertiroidisme

Penyebab hipertiroidisme meliputi:

    • Penyakit Graves. Penyebab paling sering dari hipertiroid adalah kondisi autoimun yang disebut penyakit Graves. Sistem kekebalan tubuh menciptakan antibodi yang menyebabkan kelenjar untuk memproduksi hormon tiroid penyakit Graves menurun di dalam keluarga, dan biasanya memengaruhi perempuan yang lebih muda.
    • Tiroiditis adalah peradangan tiroid. Virus atau masalah sistem kekebalan tubuh menyebabkan kelenjar membengkak sehingga hormon tiroid bocor ke dalam aliran darah. Ada beberapa jenis tiroiditis.
      1. Tiroiditis subakut: bentuk menyakitkan dan mendadak dari tiroiditis yang tidak diketahui penyebabnya. Tiroid biasanya sembuh sendiri setelah beberapa bulan. Tiroid dapat menjadi kurang aktif untuk sementara waktu sebelum kembali normal.
      2. Tiroiditis postpartum: Jenis tiroiditis ini memengaruhi perempuan setelah kehamilan. Sebanyak 1-2 wanita dari setiap 10 wanita mengalami hipertiroid setelah melahirkan. Ini biasanya berlangsung satu atau dua bulan, diikuti oleh beberapa bulan hipotiroidisme. Pada kebanyakan wanita, tiroid akan kembali normal.
      3. Tiroiditis tipe diam: Tipe ini mirip dengan tiroiditis postpartum tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan. Tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tetapi pasien tidak mengalami perbesaran kelenjar tiroid. Beberapa orang dapat mengalami hipotiroidisme setelahnya.
    • Tiroid nodul. Satu nodul atau benjolan atau lebh dapat tumbuh di kelenjar tiroid, secara bertahap meningkatkan aktivitas kelenjar dan jumlah hormon tiroid dalam darah. Jika hanya satu nodul yang menyebabkan hipertiroidisme disebut nodul beracun tunggal. Jika beberapa nodul tiroid yang menyebabkan hipertiroidisme, kondisi ini disebut gondok multinodular toksik.
    • Yodium berlebih. Anda juga dapat mengalami hipertiroidisme jika makan, minum, atau jika tidak terkena zat yang mengandung jumlah tinggi yodium. Yodium digunakan oleh tubuh untuk membuat hormon tiroid. Suplemen rumput laut, obat amiodarone untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur, adalah contoh dari obat-obatan yang mengandung banyak yodium.
    • Obat tiroid. Mengonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid karena awalnya didiagnosis hipotiroidisme dapat mendatangkan malapetaka pada kelenjar tiroid dan menyebabkan hipertiroidisme. Jika Anda telah diresepkan hormon pengganti tiroid (untuk hipotiroidisme), tanpa pernah mengambil dosis ekstra, jika Anda melupakan meminum sehari, jangan berinisiatif untuk melipatgandakan dosisnya di keesokan harinya tanpa terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter.

Gejala Hipertiroidisme

Gejala hipertiroid mungkin sering menyerupai penyakit dan kondisi lain. Jika Anda memiliki bentuk yang sangat ringan dari hipertiroidisme, Anda mungkin tidak trelihat memiliki gejala apapun. Gejala seringkali sangat halus dan tidak tampak pada orangtua. Namun, tiroid yang terlalu aktif sering menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan cacat yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pembesaran tiroid, yang disebut gondok, terjadi pada kebanyakan orang dengan hipertiroid. Penderita dapat melihat atau merasakan benjolan di depan leher. Kadang-kadang hanya dokter yang akan dapat mendeteksi gondok karena tidak semua benjolan di depan leher itu adalah gondok. Ciri gondok yang utama adalah benjolan itu ikut bergerak ketika kita melakukan gerakan menelan.

Gejala lain hipertiroidisme meliputi:

  • Kecemasan, gugup, lekas marah
  • Usus seringkali berbunyi karena peningkatan peristaltik usus
  • Kesulitan tidur
  • Penglihatan ganda
  • Mata yang menonjol keluar (pada pasien dengan penyakit Graves)
  • Perubahan rambut, termasuk rambut rapuh, rambut menipis, dan rambut rontok dari kulit kepala
  • Denyut jantung tidak teratur (aritmia), terutama pada orang dewasa yang lebih tua
  • Perubahan siklus menstruasi, termasuk perdarahan ringan dan periode yang tidak menentu
  • Kelemahan otot, terutama di paha dan lengan atas
  • Pertumbuhan kuku yang cepat
  • detak jantung cepat, biasanya lebih dari 100 denyut per menit
  • Tangan gemetar (tremor halus)
  • Berkeringat
  • Kulit menipis
  • Berat badan menurun meskipun nafsu makan meningkat.

Buat janji dengan dokter jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut. Hal ini penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kondisi medis lain.

Diagnosis Hipertiroidisme

Tes darah dapat mengonfirmasi diagnosis hipertiroidisme. Tes darah meliputi memeriksa thyroid-stimulating hormone (TSH). Ini adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis untuk merangsang kelenjar tiroid membuat hormon tiroid. Tes darah lainnya mencakup kadar hormon tiroid di darah (biasanya meningkat) dan thyroid-stimulating antibodi (immunoglobin dengan tes thyroid-stimulating) untuk memeriksa penyakit Graves. Jika hasil tes tidak normal, dokter juga dapat menyarankan tes berikut:

  • Ultrasound tiroid untuk memeriksa nodul atau peradangan
  • Uji penyerapan yodium dengan radioaktif untuk melihat penyerapan tiroid terhadap yodium
  • Tiroid scan untuk melihat yodium dalam tiroid.

Mengobati Hipertiroidisme

Ada beberapa cara yang berbeda untuk mengobati hipertiroidisme. Sebelum memilih salah satu yang terbaik untuk penderita, dokter akan mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, tingkat keparahan gejala, dan penyebab spesifik dari hipertiroid penderita.

Pilihan pengobatan termasuk:

  • Obat anti-tiroid. Obat-obat ini termasuk propylthiouracil (PTU) dan metimazole yang membantu mencegah kelenjar tiroid membuat hormon baru. Obat ini tidak permanen dalam merusak tiroid, tetapi beberapa orang mungkin memiliki efek samping yang serius.
  • Yodium radioaktif (RAI) yang diminum. Sel tiroid yang terlalu aktif akan menyerap yodium dan sel tersebut segera mati. Hal ini digunakan untuk mencegah pelepasan hormon tiroid berlebih. Setiap yodium radioaktif yang tersisa menghilang dari tubuh dalam beberapa hari. Ini mungkin memakan waktu beberapa bulan untuk terapi meringankan gejala hipertiroidisme, dan dosis kedua mungkin diperlukan. Orang yang memiliki perawatan ini akan mengalami hipotiroidisme, dan akan membutuhkan suplemen hormon tiroid selama sisa hidup mereka. Terapi ini tidak bisa dilakukan selama kehamilan.
  • Operasi untuk mengambil semua atau sebagian dari tiroid, yang disebut tiroidektomi. Kebanyakan orang yang memiliki prosedur ini akhirnya mengalami tiroid yang kurang aktif dan akan perlu untuk mengonsumsi obat hormon tiroid pengganti (sintetis) selama sisa hidup.
  • Beta-blocker untuk memperlambat detak jantung. Obat-obatan ini tidak menurunkan kadar hormon tiroid Anda, tetapi membantu meringankan gejala yang berkaitan dengan detak jantung yang cepat.

Setelah pengobatan, Anda akan memerlukan tes darah rutin untuk memeriksa kadar hormon tiroid kembali. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat dari waktu ke waktu.

Komplikasi Hipertiroidisme

Regularitas dan kunjungan seumur hidup kepada dokter penting untuk dilakukan terus menerus karena jika hipertioridisme ingin terkontrol maka ia perlu diobati. Tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan masalah yang berat.

Komplikasi terkait dengan hipertiroidisme meliputi:

  • Irama jantung yang tidak teratur (fibrilasi atrium)
  • Gagal jantung kongestif
  • Keguguran
  • Osteoporosis dan patah tulang (hipertiroidisme menyebabkan tulang Anda kehilangan kalsium lebih cepat dari biasanya)
  • Krisis tirotoksik yaitu tiba-tiba memburuknya gejala hipertiroidisme yang dapat mematikan jika tidak segera diobati.

Segera mencari bantuan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami hipertiroidisme dan mengembangkan gejala berikut:

  • Agitasi atau tanda-tanda delirium
  • Kebingungan
  • Penurunan kesadaran
  • Demam
  • Kegelisahan
  • Detak jantung yang sangat cepat (palpitasi).