7 Kondisi yang Sebabkan Vagina Keluar Cairan Warna Pink
DokterSehat.Com -Vagina merupakan organ yang sangat sensitif sehingga sedikit ada gangguan saja langsung menunjukkan tanda yang jelas. Salah satu tanda yang sering diperlihatkan dari vagina adalah keluarnya cairan yang bisa dibilang abnormal. Cairan ini kadang berwarna putih agak kekuningan hingga berwarna merah muda.
Masing-masing cairan mewakili beberapa kondisi kesehatan yang dialami oleh wanita. Ada yang disebabkan oleh penyakit, abnormalitas, atau mungkin hal yang cukup biasa. Nah, kalau Anda ingin tahu apa saja penyebab munculnya cairan warna pink yang keluar dari vagina, berikut ulasan selengkapnya.
Awal dan akhir menstruasi
Awal dan akhir menstruasi memengaruhi apa yang keluar dari vagina. Cairan yang keluar terkadang agak merah atau keruh karena ada darah yang ikut keluar entah bersama dengan urine atau cairan pelumas. Kondisi ini cukup wajar sehingga wanita tidak perlu mengkhawatirkannya.
Saat awal menstruasi, darah yang keluar dari luruhan endometrium mulai turun menembus serviks. Sementara itu saat akhir siklus menstruasi, sisa-sisa darah yang keluar akan keluar sebelum lapisan rahim terbentuk kembali.
Kondisi hormonal yang tidak seimbang
Penurunan estrogen yang terjadi pada wanita terjadi setiap bulannya dan mengikuti siklus menstruasi. Saat kadar hormon menurun, lapisan dari rahim akan terbentuk. Lapisan tipis yang digunakan untuk tempat menempelnya janin kadang hancur di beberapa bagian dan menyebabkan perdarahan ringan.
Perdarahan ringan inilah yang menyebabkan cairan dari vagina keluar dengan warna pink. Warna ini berasal dari sel darah merah yang tercampur dengan cairan dari kelenjar lain di dalam vagina.
Perdarahan ovulasi
Saat mengalami ovulasi, tubuh akan merilis sel telur ke tuba falopi dan menunggu sperma untuk terjadi proses pembuahan. Pada proses ini beberapa wanita akan mengalami perdarahan ringan dan normal. Setidaknya 3 persen wanita sering menemukan cairan merah mudah yang merupakan tanda kesuburannya.
Ovulasi terjadi 14 hari sebelum siklus menstruasi muncul kembali. Pada fase ini kemungkinan terjadi pembuahan cukup besar sehingga hubungan seks sangat disarankan pada pasangan yang menjalani program kehamilan.
Kista ovarium
Kita ovarium yang terjadi pada wanita muncul akibat adanya pertumbuhan jaringan endometriosis yang menembus hingga ke ovarium. Kondisi ini menyebabkan wanita tidak bisa menghasilkan sel telur karena folikelnya dipenuhi cairan dalam gelembung kista.
Wanita yang alami endometriosis hingga menghasilkan kista ovarium biasanya mengalami perdarahan ringan. Selain itu, wanita sering alami sakit di perut bawah pasca berhubungan badan.
Implantasi janin
Setelah dibuahi, telur yang mulai berubah menjadi janin ini akan mengalami penanaman atau implantasi di lapisan terluar dari rahim atau endometrium. Saat terjadi implantasi ini darah kadang keluar dalam jumlah sedikit sehingga wanita sering dapatkan cairan warna merah muda dari vaginanya.
Keguguran
Kalau wanita mengalami perdarahan saat usia kehamilan di bawah 10 minggu, ada kemungkinan keguguran terjadi. Setidaknya 10-20 persen wanita hamil dengan kondisi ini berpotensi alami keguguran. Selain perdarahan ringan wanita juga alami sakit di perut bawah, pusing, dan sering capai.
Inflamasi di pelvis
Inflamasi yang terjadi pada pelvis bisa disebabkan oleh banyak sekali hal. Beberapa kondisi yang paling sering menyebabkan perdarahan adalah gonore dan klamidia. Perdarahan ini biasanya disertai rasa sakit saat berkemih atau setelah berhubungan badan dengan pasangan.
Inilah tujuh kondisi yang menyebabkan wanita mengeluarkan carian warna merah muda dari vaginanya. Semoga ulasan di atas bermanfaat dan memberikan pengetahuan untuk kita semuanya terkait kondisi dari vagina.