HIV Bisa Ditularkan Lewat Facial?
DokterSehat.Com– Belakangan ini di media sosial sedang cukup ramai bahasan tentang perawatan kecantikan facial yang bisa menyebabkan penularan HIV. Bahasan ini ramai setelah akun Instagram @catwomanizer milik Andrea Gunawan mengunggah kisah dari salah satu pengikutnya yang mengaku tertular HIV gara-gara melakukan perawatan kecantikan tersebut.
Dalam unggahan tersebut, diceritakan bahwa sang wanita tidak pernah berhubungan intim dengan pria lain selain suaminya. Padahal, suaminya sama sekali tidak memiliki HIV. Ia pun berpikir jika hal ini sepertinya disebabkan oleh kebiasaannya melakukan facial.
“Kemungkinan saya tertular akibat facial. Menurut dokter yang memeriksa saya, klinik tempat facial yang saya lakukan peralatannya tidak steril. Saat melakukan pencet jerawat itulah kemungkinan saya tertular,” tulis sang wanita.
Andrea yang merupakan aktivis kesehatan ini juga menceritakan kisah lain tentang penularan penyakit seperti hepatitis B dan hepatitis C akibat facial, akupuntur, suntik vitamin C, atau penggunaan alat cukur.
Menurut Andrea, kemungkinan penularan penyakit-penyakit ini melalui praktik perawatan kecantikan sangat kecil meskipun masih memungkinkan untuk terjadi. Hal ini disebabkan oleh virus HIV yang biasanya menular melalui cairan alat kelamin seperti cairan sperma atau cairan vagina, anus, darah, dan ASI. Hanya saja, untuk kasus facial atau perawatan kecantikan ini, bisa jadi peralatan yang dipakai masih memiliki darah yang tertinggal dari orang yang memiliki HIV. Biasanya, virus ini akan mati setelah terpapar udara bebas atau cahaya matahari, namun, dalam beberapa kasus yang cukup langka, bisa jadi virus ini masih mampu bertahan hidup.
Dilansir dari CNN, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CNN) menyebutkan bahwa virus HIV yang tersimpan di dalam jarum suntik di suhu kamar bisa bertahan 7-42 hari, tergantung seberapa panas suhu yang ada. Andrea pun menduga jika penularan yang terjadi pada pengikutnya disebabkan oleh adanya darah yang tertinggal di dalam tabung suntikan.
Melihat adanya fakta ini, Andrea pun menyarankan siapa saja yang ingin melakukan facial atau perawatan kecantikan lainnya untuk memastikan bahwa tempat yang mereka kunjungi memiliki standar prosedur operasi yang jelas dan peralatannya juga telah dipastikan bersih, higienis, dan steril. Pelanggan juga berhak memeriksa kebersihan peralatan yang akan digunakan untuk perawatan.