Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Setelah Makan Manis Jadi Mudah Haus?

kue-manis-doktersehat
Photo Source: Flickr/jonathanmcintosh

DokterSehat.Com– Kenikmatan dari makanan manis juga membuat kita cenderung lebih mudah untuk mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Setelah mengonsumsi makanan manis, kita juga akan cenderung mudah mengalami sensasi kering pada kerongkongan, sehingga membuat kita seperti langsung ingin minum. Kenapa makanan manis membuat haus?

Menurut Profesor Caroline Apovian dari Boston University School of Medicine, sensasi haus ini disebabkan oleh melonjaknya kadar gula dalam tubuh, sesuatu yang wajar terjadi jika kita mengonsumsi makanan manis atau makanan yang kaya akan kandungan kalori.

“Jika kita mengonsumsi makanan manis, gula akan memasuki perut dan dicerna. Kemudian, kandungan gula ini akan memasuki sistem peredaran darah dan berbagai bagian tubuh,” ucap Prof. Caroline.

Tatkala gula sudah memasuki aliran darah, maka air akan keluar dari sel dan memasuki peredaran darah. Hal inilah yang kita kenal sebagai proses meningkatnya kadar gula darah. Hilangnya kadar air membuat sel-sel ini pun mengirimkan sinyal ke otak untuk kembali mendapatkan sumber air. Otak pun segera mengirim sinyal yang dianggap tubuh sebagai rasa haus yang membuat kita ingin segera minum air.

“Berbagai rangkaian peristiwa ini terjadi dengan sangat cepat. Glukosa cenderung diserap oleh usus dengan cepat dan kemudian langsung memasuki aliran darah. Jadi, hanya dalam waktu 5 atau 10 menit setelah mengonsumsi makanan manis, kita akan langsung merasakan sensasi haus,” ungkap Prof. Caroline.

Jika kita mengalami sensasi haus setelah mengonsumsi makanan manis, ada baiknya kita segera meminum air putih, bukannya meminum sesuatu dengan rasa yang manis seperti jus, cokelat panas, atau teh. Bukannya menghilangkan dahaga, mengonsumsi minuman manis hanya akan membuat kita menjadi semakin haus.

“Jika kita mengonsumsi minuman manis untuk mengatasi haus, maka sistem keseimbangan energi tubuh mengalami gangguan karena kita sebenarnya memasukkan kembali kalori yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Bisa jadi tambahan kalori yang tidak dibutuhkan ini berakhir menjadi tumpukan lemak di dalam tubuh,” pungkas Prof. Caroline.