Mengapa Ada Makanan yang Bisa Bikin Sering Kentut?
DokterSehat.Com– Terkadang, setelah mengonsumsi beberapa jenis makanan tertentu seperti biji nangka atau sayuran seperti kubis dan brokoli, kita menjadi lebih sering buang gas. Sebenarnya, bagaimana cara makanan membuat kita menjadi sering kentut?
Setelah makan, sistem pencernaan akan langsung aktif untuk memecah makanan sehingga bisa menyerap berbagai nutrisinya. Nutrisi inilah yang kemudian dijadikan sumber energi sel-sel atau organ tubuh. Hanya saja, beberapa jenis makanan memang cenderung sulit untuk diurai oleh perut sehingga akan menyebabkan produksi gas dengan berlebihan. Proses ini biasanya terjadi pada bagian usus besar yang kaya akan bakteri. Hal inilah yang kemudian menyebabkan perut kembung, sering buang gas, atau bahkan diare.
Selain beberapa jenis makanan, produk susu juga seringkali menyebabkan masalah kesehatan ini. Hal ini disebabkan oleh adanya laktosa di dalam susu. Jika tubuh kita mengalami kondisi intoleransi laktosa, maka perut tidak akan mampu memproduksi enzim laktase yang cukup untuk memecah laktosa dan akhirnya menyebabkan perut kembung atau sering kentut.
Tubuh setiap orang memang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mencerna makanan tertentu. Sebagai contoh, ada yang mengalami intoleransi laktosa sehingga mudah kentut setelah minum susu, namun ada pula yang tidak mengalaminya. Sementara itu, ada pula orang yang mudah mengalami perut kembung atau buang gas setelah mengonsumsi makanan dari keluarga kol dan kubis, namun ada pula yang tidak mengalaminya.
Hanya saja, secara umum, beberapa jenis makanan seperti produk susu, makanan bertepung termasuk kentang dan pasta, makanan dari bahan gandum, makanan dengan kandungan pemanis buatan, minuman bersoda, permen, buah seperti pir dan apel muda, kacang-kacangan, bawang, paprika hijau, kembang kol, brokologi, kubis, jagung, seledri, wortel, serta asparagus memang bisa menyebabkan masalah perut kembung atau sering buang angin.
Sering buang gas biasanya hanya akan membuat perut kita terasa tidak nyaman dan akan hilang dengan sendirinya. Hanya saja, jika hal ini juga sampai menyebabkan diare yang tak kunjung berhenti, bisa jadi ada masalah kesehatan yang lebih serius yang sebaiknya kita periksakan ke dokter karena bisa jadi penyebabnya adalah masalah kesehatan yang lebih serius.