4 Jenis Operasi Plastik Vagina dan Risiko di Baliknya
DokterSehat.Com – Operasi bedah plastik sering dilakukan oleh wanita untuk memperbaiki atau merekonstruksi tampilan dari wajah. Dengan operasi ini wanita berharap wajahnya menjadi lebih cantik, segar, dan cantik. Selain untuk wajah, ada juga wanita yang melakukan operasi plastik vagina.
Ya, organ kewanitaan itu juga bisa direkonstruksi menjadi seperti sebelumnya sehingga secara estetik dan fungsi bisa lebih baik. Berikut ulasan tentang bedah plastik yang diterpakan pada vagina.
Alasan melakukan peremajaan vagina
Melakukan bedah plastik pada vagina sebenarnya cukup berisiko dan biayanya juga besar. Meski demikian, beberapa wanita tetap melakukannya karena beberapa alasan di bawah ini.
- Memperbaiki penampilan vagina yang sebelumnya dianggap tidak cantik. Bagi wanita, bentuk dari vagina mulai dari labia, klitoris hingga area di sekitarnya adalah kebanggaan. Tidak ubahnya dengan pria yang membanggakan ukuran dari penisnya.
- Memperbaiki kerusakan dari vagina. Saat melakukan persalinan atau mengalami kecelakaan tertentu, vagina akan mengalami kerusakan. Kerusakan ini akan menyebabkan masalah pada fungsi seksual dan reproduksi sehingga perbaikan harus dilakukan.
- Meningkatkan rasa percaya diri di hadapan pasangan. Terkadang karena vagina tidak terlihat indah, wanita jadi malu dan selalu menolak telanjang dalam kondisi terang di depan pasangannya.
Jenis operasi vagina yang bisa dipilih
Operasi peremajaan pada vagina ada banyak jenisnya mulai dari area vulva yang terdiri dari bukaan vagina, labia, dan klitoris hingga bagian yang lebih dalam. Berikut beberapa jenis operasi vagina yang kerap dilakukan oleh wanita untuk tujuan kosmetik atau medis:
Vaginoplasty
Vaginoplasty adalah operasi vagina yang dilakukan mulai dari bukaan vulva hingga sebelum serviks. Kanal vagina ini digunakan untuk menampung penis saat penetrasi dan jalan bayi keluar saat persalinan. Saat persalinan, area ini akan menjadi lebih renggang dan beberapa wanita merasa tidak nyaman dengan kondisi ini.
Otot di vagina yang mengalami perubahan menyebabkan gangguan yang cukup besar bagi wanita. Sebenarnya masalah rapat dan tidaknya kanal pada vagina ini tidak terlalu memengaruhi seks. Namun, wanita kerap merasa tidak nyaman dengan kondisi ini sehingga mereka memutuskan untuk melakukan operasi.
Oh, ya, operasi vaginoplasty ini juga dilakukan untuk mengganti jenis kelamin dari seseorang. Pria yang ingin mengubah kelaminnya jadi wanita akan melalui tindakan ini agar vagina bisa dibentuk.
Revirgination
Bagi beberapa wanita yang masih sangat konservatif, kehilangan lapisan hymen atau selaput dara sama halnya tidak perawan lagi. Oleh karena itu, mereka yang kehilangan hymen tanpa seks yang resmi sesuai kepercayaan kerap melakukan operasi untuk menambal kembali selaput dara menjadi seperti semula.
Operasi vagina ini dilakukan dengan menyambungkan sisa selaput dara yang masih tersisa. Dengan operasi yang sering disebut humenoplasty ini, seorang wanita akan dikatakan masih perawan lagi. Oh ya, selaput dara bisa robek karena banyak hal seperti menggunakan tampon atau melakukan olahraga secara intens.
G-Spot Enhancement
Meski G-Spot dianggap bisa menyebabkan peningkatan kualitas seksual, beberapa wanita jarang sekali merasakannya. Saat seks dilakukan, area ini jarang tersentuh sehingga kenikmatan saat seks jari tidak maksimal. Oleh karena itu, operasi plastik vagina dilakukan untuk meningkatkan kemampuan wanita menerima rasa nikmat yang besar.
Dokter bedah akan memasukkan semacam kolagen atau zat sejenis ke dinding dari vagina yang dekat dengan G-Spot. Dengan penambahan zat ini wanita akan mendapatkan kenikmatan seks yang besar. Oh ya, efek dari tindakan ini hanya sementara saja. Setelah 3-5 bulan akan hilang dan butuh operasi lagi untuk memasukkan cairan yang meningkatkan penerimaan rangsangan.
Labiaplasty
Bentuk vagina semua wanita berbeda-beda dan memiliki ciri khas. Meski secara anatomi bagiannya sama, tapi bentuk dan ukurannya kadang berbeda-beda. Bagian dari vagina yang sering mengalami perbaikan adalah labia. Bagian vulva ini terdiri dari dua, pertama labia mayora dan kedua minora.
Labia mayora yang lebih besar terkadang keluar dengan sendirinya dan mengganggu penampilan. Beberapa wanita mungkin akan tidak acuh dengan kondisi ini, tapi banyak juga yang memikirkannya. Beberapa labia yang berlebihan juga menyebabkan gesekan yang besar saat melakukan seks sehingga memicu rasa sakit yang cukup besar.
Operasi plastik vagina di area labia banyak dilakukan oleh wanita karena risikonya lebih kecil. Fungsi vagina tidak akan mengalami penurunan karena operasi dilakukan di bagian luar. Anda masih bisa melakukan seks dengan baik dan buang air kecil seperti biasanya.
Risiko melakukan operasi vagina
Melakukan operasi plastik vagina ini juga ada risiko yang perlu diwaspadai dan perlu dipertimbangkan. Berikut beberapa risiko operasi plastik vagina yang mengancam wanita:
- Terjadi perdarahan yang cukup hebat. Oleh karena itu operasi di area ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan masalah.
- Perawatan area vagina cukup sulit ketimbang area lain di tubuh. Area vagina digunakan untuk buang air kecil. Selain itu, vagina juga dekat dengan anus yang mengandung banyak bakteri. Kondisi ini memicu infeksi.
- Menyebabkan kulit di klitoris menjadi kaku dan memengaruhi fungsinya.
- Kerusakan atau patah pada beberapa struktur kalau tidak dilakukan dengan baik dan hati-hati.
- Gangguan berkemih selama penyembuhan. Saat kencing, area luka akan terasa sakit dan panas.
- Vagina menjadi lebih kendur karena ada kerusakan pada otot.
- Munculnya fistula. Fistula adalah robek atau saluran baru yang menyebabkan perdarahan atau gangguan lainnya.
Itu dia ulasan singkat mengenai operasi plastik vagina atau bedah plastik yang dilakukan di organ kewanitaan. Setelah menyimak beberapa ulasan di atas, menurut Anda perlukah melakukan bedah plastik jenis ini kalau fungsi dari vagina masih berjalan dengan lancar?