Intoleransi Fruktosa, Kondisi Tidak Dapat Mengonsumsi Gula Buah
DokterSehat.Com – Gula merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu jenis gula yang paling manis dan paling penting bagi tubuh adalah fruktosa. Sayangnya terdapat kondisi di mana seseorang kesulitan menyerap fruktosa yang disebut dengan intoleransi fruktosa. Bagaimana gejala dan penanganan untuk kondisi yang satu ini?
Apa Itu Fruktosa?
Fruktosa adalah gula sederhana atau monosakarida yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fruktosa disebut juga sebagai gula buah karena memang fruktosa paling banyak ditemukan pada buah-buahan. Selain berasal dari buah, fruktosa juga terdapat dalam beberapa jenis sayuran dan juga madu. Jika dibandingkan dengan jenis gula yang umum seperti sukrosa, fruktosa memiliki rasa 1,7 kali lebih manis.
Rasanya yang lebih manis membuat fruktosa sering kali digunakan sebagai pemanis makanan atau minuman. Fruktosa yang digunakan sebagai pemanis makanan umumnya berasal dari sirup jagung. Jika kondisi tubuh normal, fruktosa dapat langsung diserap ke dalam darah ketika proses pencernaan. Lalu, bagaimana jika tubuh tidak dapat menyerap gula yang satu ini?
Penyebab Intoleransi Fruktosa
Intoleransi fruktosa biasa dapat juga disebut dengan intoleransi fruktosa herediter. Kondisi ini merupakan kelainan genetik langka. Penyebab intoleransi fruktosa adalah karena tidak adanya hormon adolase B di dalam tubuh. Hormon yang satu ini merupakan hormon yang bertugas untuk memecah fruktosa dan membantu penyerapan fruktosa.
Intoleransi fruktosa herediter merupakan kondisi yang diturunkan sehingga umumnya dapat langsung terdeteksi pada masa anak-anak. Jika seseorang dengan intoleransi fruktosa mengonsumsi fruktosa atau gula lain dengan kandungan fruktosa, maka akan terjadi penumpukan fruktosa dalam organ tubuh seperti usus kecil, ginjal, hingga hati.
Selain kondisi intoleransi fruktosa herediter, terdapat juga kondisi yang disebut dengan malabsorpsi fruktosa yang merupakan penumpukan fruktosa pada saluran pencernaan. Malabsorpsi fruktosa umumnya disebabkan kurangnya enterosit, sel yang membantu penyerapan nutrisi pada usus.
Gejala Intoleransi Fruktosa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, intoleransi fruktosa herediter dapat dideteksi sejak masa anak-anak. Gejala intoleransi fruktosa dapat muncul ketika bayi mulai diberikan MPASI atau bahkan ketika bayi pertama kali diberikan susu formula. Berikut adalah beberapa gejala intoleransi fruktosa:
- Lemah
- Pusing
- Lelah
- Kadar gula darah rendah ditandai dengan mudah mengantuk, tremor, hingga kejang
- Penyakit kuning
- Pembengkakan hati.
Jika mengalami salah satu gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemerksiaan lebih lanjut. Intoleransi fruktosa herediter pada anak dapat menghambat pertumbuhan, bahkan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Diagnosis Intoleransi Fruktosa
Diagnosois intoleransi fruktosa bisa dilakukan dengan beberapa cara. Tes napas hidgrogen meruapakan cara yang pertama, tapi metode ini tidak dapat membedakan antara malabsorpsi fruktosa dan intoleransi fruktosa herediter. Cara selanjutnya adalah dengan biopsi hati untuk mengetahui kerja enzim adolase.
Cara yang ketiga adalah dengan menggunakan tes toleransi fruktosa dengan cara menyuntikkan fruktosa melalui intravena yang dilakukan setelah beberapa minggu penarikan fruktosa. Pengurangan fruktosa pada menu makanan juga dapat dilakukan untuk diagnosis awal intoleransi fruktosa. Jika gejala membaik setelah pengurangan konsumsi fruktosa, maka terdapat kemungkinan seseorang tersebut memang mengalami intoleransi fruktosa.
Pengobatan Intoleransi Fruktosa
Penanganan intoleransi fruktosa adalah untuk menghindari gejala, bukan untuk mengobati penyakit. Penderita intoleransi fruktosa diharuskan melalukan diet ketat untuk menghindari fruktosa seumur hidup. Makanan yang harus dihindari antara lain seperti beberapa jenis buah-buahan, makanan dan minunam yang mengandung fruktosa, sorbitol, sirup maple, gula aren, madu, dan sukrosa.
Jika terjadi hipoglikemia atau penurunan gula darah secara drastis, maka haru dilakukan dengan pemberian glukosa melalui pembuluh darah. Bisa juga menggunakan tablet glukosa jika gejala hipoglikemia tidak terlalu parah.
Makanan yang Boleh Dimakan dan Harus Dihindari
Fruktosa paling banyak terdapat dalam buah dan sayuran, namun pada dasarnya tidak semua buah dan sayur harus dihindari oleh penderita intoleransi fruktosa. Terdapat beberapa buah dan sayur yang masih boleh dikonsumsi karena kandungan fruktosanya rendah sehingga masih dapat ditoleransi oleh tubuh.
Beberapa jenis buah yang rendah fruktosa antara lain seperti berikut ini:
- Jeruk
- Nanas
- Alpukat
- Lemon
- PIsang
- Strawberi
Sedangkan sayur-sayuran yang aman dikonsumsi penderita intoleransi fruktosa adalah seperti:
- Kembang kol
- Selada
- Wortel
- Terong
- Labu
- Jamur
- Buncis
Sedangkan buah dan sayur yang dianjutkan untuk dijauhi penderita intoleransi fruktosa adalah seperti leci, apel, pir, anggur, belimbing, ceri, kiwi, semangka, asparagus, dan brokoli. Daftar diatas bukan merupakan daftar lengkap, sehingga ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui daftar lengkap makanan dan kandungan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita intoleransi fruktosa.
Terdapat pendapat bahwa fruktosa merupakan gula yang tidak lebih sehat dari glukosa. Fruktosa dianggap sebagai gula yang dapat meningkatkan lemak tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga diabetes. Namun hal tersebut tentunya tidak membuat intoleransi fruktosa menjadi baik untuk tubuh.
Pada dasarnya tubuh membutuhkan setiap jenis gula maupun nutrisi lainnya dengan porsinya masing-masih. Jika terjadi kelainan seperti kelebihan maupun kekurangan nutrisi tertentu, maka tentunya tubuh akan memberikan reaksi tertentu. Kekurangan atau kelebihan fruktosa sama-sama merupakan kondisi yang tidak baik untuk tubuh.
Maka dari itu, kondisi ini juga harus diatasi dengan tepat. Orang tua dengan anak yang mengalami intoleransi fruktosa bertugas untuk mengawasi dengan ketat apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Jika penanganannya tepat, kondisi intoleransi fruktosa tidak akan memberikan efek yang membahayakan bagi tubuh.