Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aktris FTV Saphira Indah Meninggal Dunia Saat Hamil

saphira-indah-doktersehat
Photo Source: instagram.com/saphira_indah

DokterSehat.Com– Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktris FTV yang juga dikenal sebagai pemeran “Uni” di film “Eiffel I’m in Love” Saphira Indah dikabarkan meninggal di usia 32 tahun. Yang lebih mengejutkan, Saphira dikabarkan meninggal saat hamil 6 bulan.

Penyebab kematian Saphira Indah karena sesak napas

Dikutip dari berbagai sumber, suami Saphira Indah, Rico Hidorus Daeng mengonfirmasi kabar kematian istri tercintanya tersebut. Pada awalnya, Saphira hanya mengalami meriang hingga akhirnya kondisinya memburuk dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata memang ada masalah di paru-paru Saphira dan bahkan dinyatakan terkena serangan penyakit jantung. Saphira Indah pun sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari.

Sang suami pun sempat kaget karena Saphira Indah sama sekali tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Selama hamil, Saphora juga selalu rutin bolak-balik ke dokter untuk mengecek kandungannya dan juga mengatur pola hidup sehat.

Faktanya, pakar kesehatan menyebut ibu hamil memang memiliki risiko tersendiri untuk terkena penyakit atau mengalami kematian dini.

Faktor risiko kematian dini pada ibu hamil

Sering dianggap sebagai saat-saat yang membahagiakan, dalam realitanya ibu hamil juga sedang berada dalam kondisi yang rentan untuk terkena berbagai masalah kesehatan. Bahkan, menurut pakar kesehatan, terdapat beberapa kondisi kesehatan yang sebenarnya tidak begitu membahayakan bagi orang normal namun bisa memicu kematian dini bagi ibu hamil.

Berikut adalah beberapa kondisi-kondisi kesehatan yang berisiko menyerang ibu hamil:

  1. Anemia

Anemia memang cenderung lebih sering menyerang wanita, namun kondisi ini bisa membahayakan wanita yang sedang hamil. Hal ini disebabkan oleh anemia yang bisa menyebabkan tubuh ibu hamil kekurangan sel darah merah. Pakar kesehatan menyebut kondisi ini bisa memicu kelahiran prematur atau kondisi bayi yang terlahir dengan berat badan kurang. Risiko kematian bagi ibu hamil juga meningkat tajam.

Menurut pakar kesehatan, ibu hamil ternyata membutuhkan volume darah yang lebih besar demi menjaga kondisinya dan kehamilannya. Jika suplai darah tidak cukup, maka mereka akan lebih rentan mengalami masalah kelelahan, nyeri dada, ketidakteraturan denyut jantung, sulit bernapas, kepala pusing, dan kondisi lain yang lebih serius.

  1. Preeklampsia

Saat hamil, sangat wajar jika tekanan darah di dalam tubuh ibu meningkat. Hanya saja, jika kondisi tekanan darah ini tidak dikendalikan dengan baik, bisa jadi hal ini akan memicu preeklampsia yang bisa mematikan.

Selain tekanan darah tinggi yang tidak bisa dikendalikan, preeklampsia juga bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh. Gejala lain yang bisa ditemukan pada mereka yang mengalami preeklampsia adalah adanya protein di dalam urine.

Pakar kesehatan menyebut ibu dengan usia kehamilan lebih dari lima bulan rentan untuk mengalami kondisi ini. Ibu hamil yang baru pertama kali mengandung, hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun juga lebih rentan untuk terkena kondisi kesehatan ini. Selain itu, ibu hamil yang mengalami berat badan berlebih, memiliki riwayat hipertensi dan penyakit kronis lainnya, serta mengandung anak kembar juga berisiko lebih besar terkena preeklampsia.

  1. Keguguran

Keguguran seringkali terjadi di fase-fase awal kehamilan. Penyebabnya cukup bervariasi, dari karena kondisi genetik tertentu hingga kondisi kesehatan ibu atau aktivitas ibu sehari – hari yang berisiko memberikan dampak kurang sehat. Masalahnya adalah selain menyebabkan janin mengalami kematian, hal ini juga bisa meningkatkan risiko kematian bagi ibu.

Gejala awal dari keguguran biasanya adalah perdarahan pada organ vital. Kondisi ini bisa saja berlanjut menjadi infeksi berat yang berpotensi mematikan.

  1. Emboli air ketuban

Emboli air ketuban adalah salah satu komplikasi kehamilan yang berpotensi menyebabkan kematian bagi ibu hamil. Kondisi ini terjadi saat air ketuban atau beberapa bagian tubuh janin layaknya rambut masuk ke dalam aliran darah milik ibunya. Selain saat kehamilan, terkadang kondisi ini juga terjadi setelah proses persalinan.

Kondisi ini bisa menyebabkan anjloknya tekanan darah, paru-paru yang dipenuhi oleh cairan, kejang-kejang, menggigil, hingga gagal jantung. Selain kematian, terkadang hal ini juga bisa memicu cedera otak.