Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diet Rendah Garam Justru Bisa Picu Penyakit Jantung?

https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2018/08/garam-doktersehat.jpg
Photo Source: Flickr/mocha0range

DokterSehat.Com– Meskipun bisa membuat rasa masakan menjadi lebih nikmat, dalam realitanya garam jika dikonsumsi dengan berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi. Karena alasan inilah banyak orang yang mulai menerapkan diet rendah garam. Hanya saja, mengingat garam juga masih dibutuhkan oleh tubuh, apakah diet rendah garam akan memberikan dampak kesehatan yang kurang baik?

Asupan garam yang aman setiap hari

Pakar kesehatan menyebut sodium, kandungan di dalam garam memiliki peran besar bagi keseimbangan cairan di dalam tubuh. Selain itu, keberadaan sodium juga berperan dalam distribusi oksigen dan nutrisi serta pengendalian impuls saraf. Hanya saja, pakar kesehatan menyebut kita sebaiknya menghindari asupan garam melebihi 2.000 mg setiap hari demi mencegah kadar sodium berlebihan di dalam tubuh. Jumlah ini setara dengan sekitar 1 sendok teh saja.

Masalahnya adalah terkadang kita tidak sadar mengonsumsi garam dari makanan kemasan atau makanan olahan yang kita beli. Hal ini akan membuat asupan sodium melebihi batas aman dan akhirnya tubuh mengalami peningkatan tekanan darah dengan signifikan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah pemicu dari 62 persen kasus stroke dan 49 persen kasus penyakit jantung koroner yang mematikan. Jika kita terbiasa mengonsumsi garam lebih dari batas aman yang telah disebutkan sebelumnya, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular bisa meningkat hingga 17 persen. Bahkan, risiko terkena stroke juga bisa meningkat hingga 23 persen.

Jika kita menurunkan asupan garam harian higga 1,4 gram saja setiap hari, maka tekanan darah bisa diturunkan dan risiko terkena stroke bisa ditekan hingga 42 persen. Hanya saja, jika kita memang ingin menurunkan tekanan darah dan risiko terkena penyakit berbahaya, kita tidak bisa hanya mengandalkan penurunan asupan garam, melainkan juga menerapkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Sebagai contoh, kita harus mulai rajin berolahraga, tidak lagi merokok, dan mengeloka stres dengan lebih baik.

Dampak dari diet rendah garam

Banyak orang yang kini mulai memilih untuk menerapkan diet rendah garam karena berpikir jika hal ini akan membuat risiko terkena hipertensi bisa menurun. Hanya saja, para peneliti justru menyebutkan bahwa diet rendah garam sepertinya juga bisa memberikan efek kurang baik bagi kesehatan tubuh.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Profesor Andrew Mente dari McMaster University, Ontario, Kanada, menghasilkan fakta bahwa mengonsumsi garam kurang dari 5,6 gram per hari atau lebih dari 12,5 gram per hari bisa menyebabkan dampak kesehatan yang tidak baik. Bahkan, penelitian lain yang dilakukan dengan melibatkan 170 ribu orang juga menemukan fakta bahwa konsumsi garam kurang dari 7,5 gram per hari bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki kondisi hipertensi sekalipun.

Prof. Mente menyebutkan bahwa menurunkan asupan garam dari yang sebelumnya tinggi menjadi ke batasan yang moderat memang bisa menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Sebaliknya, jika kita terbiasa melakukan diet rendah garam namun kemudian mengubahnya menjadi diet dengan kadar garam yang moderat, dampaknya juga akan sama.

“Asupan garam sebaiknya dijaga di tengah-tengah, tidak kelebihan atau kekurangan,” saran Prof. Mente.

Dibantah penelitian lain

Apa yang diungkap Prof. Mente dibantah oleh Profesor Fransesco Cappuccio dari University of Warwick. Menurut Prof. Cappuccio, menurunkan asupan garam harus dilakukan demi mencegah datangnya penyakit kardiovaskular. Hal yang sama juga diungkap Sara Stanner dari British Nutrition Foundation. Menurutnya, diet rendah garam seharusnya tidak akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan.

“Efek mengonsumsi terlalu sedikit garam memang bisa jadi membaerikan dampak kurang baik, tapi kita masih membutuhkan penelitian lebih mendalam tentang hal ini. Untuk saat ini, kita tidak bisa menyimpulkan apakah diet rendah garam baik atau tidak,” ucap Stanner.