Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaya Hidup Pasif Berisiko Mengalami Diabetes dan Kematian Dini

risiko-diabetes-pada-gaya-hidup-pasif-doktersehat
photo credit: Pexels

DokterSehat.Com – Kebiasaan buruk yang sering sekali kita lakukan setiap hari adalah tidak aktif bergerak. Normalnya kita tetap melakukan olahraga ringan entah itu sekadar jalan kaki selama 30 menit atau kalau memungkinkan bisa melakukan jogging dan ke tempat gym untuk melakukan angkat beban.

Saat akan melakukan olahraga kita cenderung memiliki banyak sekali alasan. Kalau tidak sempat melakukannya ya pasti lelah karena bekerja. Padahal kita masih bisa mencari celah waktu untuk berolahraga dengan intens dan pekerjaan tetap dijalankan dengan sempurna.

Gaya hidup pasif berisiko diabetes

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memiliki gaya hidup pasif atau sedentary adalah salah satu masalah terbesar umat manusia. Bahkan WHO sendiri menulis kalau gaya hidup pasif ini merupakan 1 dari 10 penyebab utama kematian prematur dan penyakit yang susah disembuhkan termasuk di dalamnya diabetes tipe 2.

Masih menurut WHO, di Amerika sendiri ada sekitar 300.000 orang yang meninggal dunia dini akibat kebiasaan sedentary. Sebagian besar kasus kematian itu disebabkan oleh gangguan kardiovaskular yang sangat berisiko muncul pada penderita pradiabetes dan diabetes.

Peran olahraga dalam pencegahan diabetes

Lembaga kesehatan CDC menyarankan kita untuk melakukan olahraga minimal 30 menit sehari dan dilakukan sebanyak 5 kali dalam seminggu. Aktivitas ini bisa mencegah terjadinya diabetes pada mereka yang sudah memiliki kondisi pradiabetes. Selanjutnya mereka yang sudah mengidap diabetes bisa mengalami penurunan risiko gangguan kardiovaskular seperti gangguan jantung.

Mengapa olahraga sangat penting untuk mencegah diabetes? Karena saat olahraga terjadi gula darah akan digunakan sebagai energi untuk sel dan dibantu dengan insulin. Kalau seseorang terlalu pasif setiap harinya, kemungkinan mengalami resistensi insulin akan besar. Sementara itu pankreas terus mengeluarkan zat ini agar tubuh mampu menggunakan gula yang terlanjur tinggi.

Karena tidak digunakan dengan baik, gula darah yang berlebihan akhirnya disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Nah, lemak yang berlebihan ini bisa memicu kondisi diabetes tipe 2.

Efek olahraga dalam membantu penyerapan gula darah dan penggunaan insulin ini berjalan selama 12-48 jam. Karena efeknya hanya sementara kita disarankan untuk lebih bisa melakukan olahraga secara rutin

Peran pengecekan kesehatan dalam pencegahan diabetes

Selain olahraga ternyata ada satu lagi cara untuk menurunkan risiko terkena diabetes. Lakukan pengukuran BMI atau Body Mass Index. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui skala yang dimiliki oleh pria dan wanita. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan aktual. Selanjutnya cari kalkulator BMI yang sudah banyak di internet.

Setelah melakukan pengukuran, lihatlah apakah tubuh mengalami obesitas atau tidak. Kalau skala masih berada di angka 18,5-24,9 Anda masih dikategorikan normal dan risiko mengalami diabetesnya rendahnya. Sebaliknya kalau angkanya di atas 25 risiko diabetesnya cukup tinggi lalu di atas 40 sangat tinggi.

Setelah melakukan penghitungan BMI, lakukan juga pengukuran pada lingkar perut. Semakin tinggi lingkar perut, risiko diabetesnya semakin tinggi. Standar lingkar perut untuk orang yang tidak berisiko diabetes sekitar 89 cm untuk pria dan 81 cm untuk wanita.

Cara menjadi aktif untuk ibu rumah tangga

Kalau Anda merupakan ibu rumah tangga atau seseorang yang bekerja di rumah dan tidak perlu perjalanan ke kantor, lakukan tips aktif di bawah ini.

  • Sempatkan melakukan jalan kaki sekitar 30 menit setiap hari. Manfaatkan untuk mengelilingi rumah atau jalanan di dekat rumah. Pilih pagi hari karena udara masih belum panas dan semangat masih cukup tinggi.
  • Perbanyak minum air putih setiap hari. Pastikan 6-8 gelas sehari habis untuk menghindari dehidrasi yang memicu kondisi lemas dan malas.
  • Bersihkan rumah dengan rutin, kalau Anda melakukannya, tubuh akan aktif bergerak setiap saat. Keringat juga akan keluar dengan cukup deras. Selesai melaksanakan pekerjaan rumah Anda bisa beristirahat sejenak lalu mandi dan lanjut bekerja.
  • Kalau memiliki alat olahraga gunakan setiap hari. Alat olahraga yang bisa dimanfaatkan adalah sepeda statis hingga tali untuk skipping dan treadmill.
  • Kalau Anda menyukai hobi dalam bentuk olahraga, lakukan sesering mungkin. Misal melakukan badminton atau renang yang cukup menguras energi.

Cara menjadi aktif untuk pekerja kantoran

Pekerja kantoran masih bisa aktif dalam bergerak meski sebagian besar waktunya berada di ruangan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  • Habiskan waktu makan siang untuk bergerak. Misal membeli makanan di dekat kantor dengan berjalan kaki. Meski hanya berjalan kaki 10-20 menit, Anda sudah lumayan membakar kalori dan aktif.
  • Kalau membawa kendaraan parkir agak jauh dari kantor agar perjalanan ke kantor masih bisa jalan kaki. Dengan kebiasaan ini Anda masih bisa jalan kaki minimal 30 menit.
  • Kalau lokasi kantor masih bisa dijangkau dengan bersepeda, jangan menggunakan sepeda motor atau mobil. Manfaat waktu perjalanan ke kantor untuk berolahraga.
  • Setelah duduk 2-3 jam berdiri dan lakukan peregangan 5-10 menit. Cara ini dilakukan agar Anda tidak mudah lelah, postur tubuh juga tidak akan mengalami gangguan.
  • Lebih banyak menggunakan tangga untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Dengan berjalan kaki, Anda bisa lebih aktif meski terkurung di kantor seharian.
  • Kalau tidak malas, bawa pakaian olahraga. Sepulang kerja sempatkan berolahraga di gym sekitar 30-45 menit.

Menjadi aktif tidak harus menjadi maniak di gym dengan terus berolahraga setiap hari. Dengan menambah intensitas gerakan tubuh, Anda sudah mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 yang sangat berbahaya dan mematikan. Nah, dari ulasan di atas, kita tidak memiliki alasan lagi untuk tidak terus bergerak untuk sehat kan?