Mengapa Kita Suka dengan Aroma Bensin?
DokterSehat.Com– Saat kita mengisi bensin, kita biasanya akan menghirup aroma dari uapnya. Bagi sebagian orang, aroma ini memang bisa membuat sensasi pusing dan kurang nyaman, namun bagi banyak orang, aroma ini justru bisa menyenangkan. Sebenarnya, mengapa ada orang yang suka menghirup aroma bensin?
Dampak menghirup aroma bensin
Pakar kesehatan menyebut aroma bensin memang cenderung membuat pikiran kita menjadi lebih rileks. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan minyak dan hidrokarbon organik layaknya toluene atau benzene. Kandungan hidrokarbon inilah yang saat dihirup akan segera masuk ke dalam otak. Otak pun segera meresponsnya dengan sensasi seperti mabuk, saraf yang lebih longgar dan rileks, dan membuat kinerja otak semakin menurun.
Jika kita menghirup aroma bensin dalam waktu yang lama, maka kita pun akan merasakan tenang dan santai, sedikit pusing, dan euphoria berlebihan. Bahkan, kita juga bisa saja menjadi lebih sensitif dengan cahaya. Hanya saja, jika kita menghirupnya dalam waktu yang terlalu lama, maka efeknya bisa membuat koordinasi tubuh menurun, disorientasi pikiran, lebih lapar, terkena halusinasi, bersin-bersin atau batuk, dan muntah sebagaimana efek mabuk pada umumnya.
Bahaya sering menghirupnya
Meski bisa membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks, pakar kesehatan menyebut kebiasaan mengendus bensin dalam jangka panjang ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi organ tubuh seperti otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, sekaligus menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Berikut adalah beberapa efek samping yang akan kita dapatkan jika sering melakukannya.
Gangguan saraf
Jika kita menghirup napas dalam-dalam saat ada aroma bensin, maka kita akan lebih berisiko terkena gangguan sistem saraf. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse, dihasilkan fakta bahwa residu dari uap bensin mampu menumpuk di dalam tubuh dan akhirnya merusak selubung yang melapisi serabut saraf otak bernama myelin. Jika kita sering menghirup aroma bensin, maka selubung ini akan rusak dan akhirnya membuat kita mengalami gangguan saraf dengan gejala sulit mengingat atau kekacuan saat mengucapkan kalimat.
Dalam jangka panjang, kerusakan saraf juga bisa menyebabkan dampak lain seperti tremor, kejang otot, hingga gangguan berjalan, berbicara, dan koordinasi tubuh lainnya.
Kerusakan permanen pada berbagai bagian tubuh
Situs Livestrong menyebut kebiasaan menghirup aroma bensin dalam jangka panjang ternyata bisa menyebabkan kerusakan permanen pada berbagai bagian tubuh. Sebagai contoh, kita akan lebih rentan mengalami kerusakan otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, indera pendengaran dan penciuman kita juga akan rentan terkena kerusakan fatal. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menyebabkan munculnya penyakit degeneratif dan semakin melemahnya otot.
Kematian
Jangan salah, sering menghirup uap bensin akan menyebabkan kinerja saraf semakin melemah. Masalahnya adalah saraf memiliki peran besar dalam mengendalikan fungsi organ-organ vital layaknya jantung, paru, dan otak. Dengan saraf yang semakin melemah, organ-organ vital ini pun akan menurun kinerjanya dan hal ini akan membahayakan kondisi tubuh kita secara keseluruhan.
Sebagai contoh, jika paru-paru sudah tidak lagi bisa bekerja dengan maksimal, maka jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan menurun dan hal ini akan berdampak pada kerusakan berbagai macam organ. Kita juga akan lebih rentan terkena mati lemas akibat hal ini.
Melihat fakta ini, pakar kesehatan meminta kita untuk tetap memakai masker saat sedang mengisi bahan bakar kendaraan. Jika kita sudah mulai mengalami gejala keracunan aroma bensin seperti susah bernapas, penglihatan kabur, pusing, mual-mual, atau nyeri pada tenggorokan dan perut, segeralah mencari udara segar demi mengatasinya. Jika kondisi ini terus memburuk, segeralah minta bantuan dokter.