Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Ikan Asin Bisa Menyebabkan Kanker?

ikan-asin-doktersehat
Photo Source: Flickr/Marco Verch

DokterSehat.Com– Ikan asin masih menjadi salah satu lauk yang digemari masyarakat Indonesia. Harganya murah, rasanya enak, dan cenderung awet menjadi alasan mengapa lauk ini sangat mudah ditemui di rumah-rumah atau tempat makan. Sayangnya, dibalik berbagai hal positif ini, ada anggapan yang menyebut sering makan ikan asin bisa memicu datangnya kanker tenggorokan. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Hubungan ikan asin dengan kanker tenggorokan

Ternyata, awal mula dari anggapan bahwa ikan asin bisa memicu kanker sudah muncul sejak tahun 1970-an. Saat itu, sebuah penelitian yang dilakukan di Tiongkok menghasilkan fakta menarik tentang masyarakat di sebuah daerah yang memiliki prevalensi kanker tenggorokan atau kanker nasofaring yang sangat tinggi. Setelah dicek, para penduduk ternyata memiliki hobi makan ikan asin setiap hari.

Gara-gara hal ini, pakar kesehatan pun melakukan penelitian lain yang ditujukan untuk mengetahui seperti apa dampak makan ikan asin bagi risiko kanker di berbagai negara seperti Tiongkok, Malaysia, Jepang, hingga Hong Kong. Hasilnya adalah, rajin makan ikan asin ternyata memang bisa memicu peningkatan risiko kanker tenggorokan. Semakin sering dikonsumsi, termasuk jika ikan asin sudah biasa dimakan sejak anak-anak akan meningkatkan risiko terkena penyakit ini dengan signifikan.

Kandungan ikan asin cukup berbahaya

Bagaimana bisa ikan asin meningkatkan risiko kanker tenggorokan? Hal ini ternyata disebabkan oleh adanya kandungan nitrosamine di dalam lauk ini. Kandungan ini terbentuk tatkala ikan asin digarami dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Jika sampai masuk ke dalam tubuh, kandungan nitrosamine akan memicu reaksi dengan asam lambung. Ditambah dengan adanya kandungan garam yang sangat tinggi, dikhawatirkan hal ini akan memicu pertumbuhan sel abnormal di bagian tenggorokan yang akhirnya bisa berubah menjadi kanker. Selain itu, kandungan nitrosamine ini ternyata juga akan membuat kita lebih rentan terpapar virus Epstein-barr (EBV) yang merupakan pemicu utama dari kanker tenggorokan.

Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebut kandungan nitrosamine sebagai salah satu zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Karena alasan inilah kita memang harus berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dengan kandungan ini.

Semua jenis ikan asin memiliki nitrosamine?

Beruntung, WHO juga menyebut tidak semua jenis ikan asin ternyata memiliki kandungan nitrosamine. Kadar dari kandungan ini sangatlah bergantung pada jenis ikan yang diolah, seberapa banyak garam yang digunakan, hingga paparan cahaya matahari serta cara atau tempat penyimpanan ikan tersebut. Hanya saja, kita biasanya tidak tahu seperti apa pengolahan dari ikan asin yang kita beli, bukan?

Makan ikan asin sebaiknya dibatasi

Melihat fakta tentang kaitan antara ikan asin dan kanker tenggorokan ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak sering-sering mengonsumsinya. Memang, hingga saat ini belum ada ketentuan yang pasti tentang seberapa banyak jumlah ikan asin atau seberapa sering frekuensi mengonsumsinya demi mencegah kanker tenggorokan, namun kita memang sebaiknya mulai membatasi konsumsinya sesekali saja layaknya satu atau dua kali saja dalam sebulan dan memilih untuk mengonsumsi ikan segar yang jauh lebih sehat.

Selain itu, jika kita memiliki anak, pastikan untuk tidak membiasakan mereka mengonsumsi ikan asin karena kebiasan mengonsumsinya sejak kecil bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan jauh lebih tinggi.

Alasan lain mengapa kita sebaiknya tidak sering makan ikan asin adalah kandungan garamnya yang tinggi. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika makanan tinggi garam bisa memicu datangnya hipertensi.