Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hernia pada Bayi: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Pengobatan

penyebab-hernia-pada-bayi-doktersehat

DokterSehat.ComHernia pada bayi bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Hernia pada anak bisa saja terjadi sejak dini bahkan ketika baru lahir. Tidak seperti orang yang sudah bisa bicara, bayi yang belum bisa berbicara memerlukan bantuan orang dewasa sekitarnya untuk mendeteksi hernia dan menanganinya.

Simak penjelasan tentang hernia pada bayi ini. Kenalilah beberapa ciri-ciri hernia pada anak bayi dan ketahui juga penyebab hernia pada bayi. Selain itu, tersedia juga informasi cara mengatasi hernia pada bayi.

Apa itu hernia?

Hernia adalah kondisi di mana ada bagian organ tertentu yang menonjol ke luar. Penonjolan tersebut terjadi karena ketidaksempurnaan pada otot-otot yang ada di sekitar organ tersebut sehingga ada bagian organ yang tidak berada sesuai dengan tempatnya.

Ada kondisi hernia yang menimbulkan rasa nyeri atau sakit tetapi ada pula hernia yang tidak menimbulkan rasa sakit. Pada beberapa kasus hernia pada bayi, ada beberapa kasus yang menimbulkan rasa nyeri dan sakit pada bayi sehingga ia akan sering menangis.

Penyebab hernia pada bayi

Hernia bisa terjadi dikarenakan dua hal, yaitu gagalnya perekatan otot-otot sekitar organ dan pengangkatan beban berat. Penyebab hernia pada bayi sudah pasti bukan karena mengangkat beban berat tetapi kegagalan pembentukan jaringan otot yang sempurna.

Kegagalan pembentukan jaringan otot tersebut merupakan bawaan lahir. Biasanya, bayi yang lahir secara prematur memiliki peluang yang lebih besar terhadap kejadian hernia. Ini dikarenakan tumbuh kembang janin yang belum sempurna dan berdampak pada jaringan otot penyokong organ sehingga nampak celah.

Celah yang ada di antara otot-otot di sekitar organ tertentu membuat organ di dekatnya turun. Pada bayi laki-laki, turunnya suatu organ terlihat pada buah zakarnya, sedangkan pada bayi perempuan, tonjolan biasa terlihat di selangkannya.

Baca Juga: 5 Kelainan Penis pada Anak Laki-Laki yang Baru Saja Lahir

Jenis-jenis hernia pada anak

Sebenarnya, ada beberapa jenis hernia yang terjadi. Beberapa jenis hernia yang ada di antaranya adalah hernia umbilikalis, hernia inguinalis, hernia epigastrik, hernia insisional, dan hernia hiatal.

Namun, di antara kelima jenis hernia tersebut, hernia pada anak yang umum terjadi hanya dua jenis, yaitu:

1. Hernia umbilikalis

Hernia umblikalis adalah penonjolan sebagian usus ke area perut dekat pusar. Jika pada pusar bayi Anda nampak tonjolan lunak maka ada kemungkinan ia mengalami hernia umbilikalis. Jenis hernia ini biasanya dialami oleh bayi baru lahir hingga usia 6 bulan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena hernia umbilikalis tidak menyebabkan rasa sakit. Selain itu, hernia jenis ini juga bisa sembuh sendiri tanpa harus menjalankan operasi. Ketika bayi berusia 1 tahun, hernia ini bisa hilang. Akan tetapi, jika anak masih mengalaminya hingga usia 5 tahun maka dokter akan memutuskan untuk operasi.

2. Hernia inguinalis

Tidak seperti hernia umbilikalis, hernia inguinalis adalah hernia yang menimbulkan rasa sakit bagi bayi hingga membuatnya terus menangis. Hernia inguinalis kebanyakan dialami oleh bayi laki-laki daripada bayi perempuan.

Bayi laki-laki yang mengalami hernia inguinalis akan terlihat adanya benjolan pada buah zakarnya yang cukup keras. Jika bayi perempuan maka nampak tonjolan berbentuk persegi di selangkangannya.

Anda perlu waspada jika bayi mengalami hernia inguinalis karena hernia jenis ini tidak bisa hilang sendiri. Penanganan hernia inguinalis dilakukan dengan jalan tindakan operasi untuk mencegah tonjolan yang lebih besar lagi.

Ciri-ciri hernia pada bayi

Apabila bayi Anda sering menangis maka jangan dianggap wajar. Tangisan bayi bisa juga mengisyaratkan bahwa ia sedang kesakitan karena hernia. Sayangnya, bayi belum bisa bicara untuk memberi tahu Anda.

Dengan demikian, Anda perlu melakukan pemeriksaan fisik pada bayi untuk mendeteksi beberapa ciri-ciri hernia pada anak bayi. Anda bisa menyimak ciri-ciri hernia pada bayi di bawah ini:

  1. Bayi Anda sering menangis lama dan nampak rasa kesakitan
  2. Adanya tonjolan lunak di area pusarnya atau
  3. Ada tonjolan di bagian selangkangan atau alat kelaminnya
  4. Tonjolan tersebut cukup keras
  5. Bayi menangis cukup lama selama benjolan tersebut muncul dan mengeras
  6. Bayi cenderung berhenti menangis ketika hernia tidak terlihat

Bagaimana? Ciri-ciri di atas bisa membantu Anda untuk mendeteksi kemungkinan hernia pada bayi. Meskipun tonjolan pada tubuh bayi tidak selalu ‘dihukumi’ sebagai hernia tetapi Anda harus tetap waspada terhadap kemungkinan hernia.

Jika Anda mengetahui ciri-ciri hernia pada anak bayi ini maka hernia bisa segera dideteksi dan anak Anda akan segera mendapatkan penanganan yang tepat. Kelalaian terhadap pengenalan ciri-ciri hernia pada anak bisa berdampak buruk terhadap kondisi kesehatannya.

Diagnosis hernia pada bayi

Diagnosis hernia pada bayi bisa dilakukan oleh dokter. Secara fisik, dokter spesialis anak bisa membedakan tonjolan hernia atau tonjolan lain. Apabila tidak cukup hanya dengan pemeriksaan fisik maka diagnosis hernia pada anak bayi bisa dilakukan dengan tes lain seperti pemindaian atau tes urin.

Pengobatan hernia pada anak bayi

Pengobatan hernia pada bayi tergantung umumnya hanya bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Pada bayi yang mengalami hernia umbilikalis hingga usia 5 tahun maka pengobatannya adalah dengan operasi.

Baca Juga: Tanda-Tanda akan Melahirkan Prematur, Apa Saja?

Hal tersebut juga berlaku pada bayi yang mengalami hernia inguinalis. Akan tetapi, bayi dengan diagnosis hernia inguinalis akan menjalani pengobatan dengan operasi tanpa harus menunggu ia berusia 5 tahun.

Tindak pencegahan hernia pada bayi

Bisakah hernia pada bayi dicegah? Hernia pada anak bayi bisa dicegah dengan menjaga kehamilan agar tidak lahir prematur. Kelahiran prematur membuat proses perkembangan jaringan otot bayi di dalam rahim menjadi terhenti padahal belum sempurna. Dengan menjaga kelahiran di kisaran minggu ke-38 hingga 40 maka risiko hernia bisa diturunkan.

 

 

Sumber:

  1. Hamilton, PM. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/ Persis Mary Hamilton; alih bahasa, Ni Luh Gede Yasmin Asih. Jakarta: EGC