Toilet Training Anak: Waktu, Tanda Kesiapan, Cara, dan Kesalahan
DokterSehat.Com – Apakah Anda sedang berencana untuk melakukan toilet training pada anak Anda dalam waktu dekat? Rencana Anda akan lebih baik jika dibekali dengan pengetahuan yang tepat terkait toilet training anak sehingga pelaksanaan toilet training untuk anak laki laki atau perempuan tidak sesulit yang Anda pikirkan.
Baca terus untuk mengetahui lebih jauh seputar toilet training anak sehingga bisa mengetahui waktu yang tepat, dan cara melakukan toilet training yang benar agar terhindar dari beberapa kesalahan yang juga akan dijelaskan di sini.
Apa itu Toilet Training Anak?
Toilet training anak adalah proses mengajarkan anak untuk mengendalikan kandung kemih dan ususnya agar tidak buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) lagi di popoknya tetapi melakukannya di kamar mandi.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Toilet Training Anak?
Setiap anak memiliki perbedaan waktu dalam hal toilet training. Adakah perbedaan antara cara toilet training anak laki atau cara toilet training anak perempuan?
Pada dasarnya, beberapa anak yang sudah mulai bisa melakukan toilet training anak saat usia 1,5 tahun bahkan ada yang lebih muda dari itu. Namun, pada umumnya pelaksanaan toilet training anak mulai dilakukan saat anak berusia antara 2 sampai 4 tahun.
Akan tetapi, sebaiknya Anda tidak menyikapi indikator usia secara kaku. Waktu yang tepat untuk melakukan toilet training anak bukanlah berdasarkan usianya melainkan ketika anak Anda siap melakukannya. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui hal-hal yang menjadi tanda bahwa anak Anda sudah siap untuk melakukan toilet training.
Tanda Anak Sudah Siap untuk Toilet Training
Sebelum menjelaskan mengenai cara mengajari anak toilet training, orang tua perlu mengerti kesiapan anak untuk toilet training. Melakukan toilet training anak saat mereka telah siap memudahkan proses toilet training anak itu sendiri. Jadi, jangan memulai toilet training sampai Anda dan anak siap sepenuhnya.
Kesiapan Anda adalah ketika Anda mampu bersabar dan bisa mencurahkan waktu dan energi yang diperlukan untuk mendorongnya melakukan toilet training anak setiap hari. Sedangkan kesiapan anak Anda adalah ketika ia sudah menunjukkan beberapa tanda di bawah ini.
Berikut ini adalah tanda-tanda bahwa si kecil sudah siap untuk memulai toilet training anak, di antaranya:
- Popoknya tetap kering selama minimal 2 jam berturut-turut.
- Memberi tahu kepada Anda bahwa ia ingin BAK atau BAB.
- Sering melepas popok atau sudah tidak betah memakai popok.
- Mulai berminat memakai celana dalam.
- Tahu kemana ia harus pergi untuk BAK atau BAB.
- Mulai berminat untuk BAK dan BAB di toilet atau pispot latihannya.
- Bisa duduk seimbang di toilet atau pispotnya.
- Bisa mengikuti satu atau dua perintah sederhana.
- Bisa membuka celana dalamnya sendiri.
Meski begitu, anak Anda tidak harus menunjukkan semua tanda seperti di atas. Cukup beberapa di antaranya yang membuat Anda yakin maka ia sudah siap untuk memulai toilet training anak.
Berapa Lama Toilet Training Anak Dilakukan?
Keberhasilan toilet training anak adalah ketika si kecil sudah bisa BAK dan BAB secara mandiri di kamar mandi tanpa mengotori celana dalamnya sedikit pun. Anak Anda membutuhkan waktu beberapa bulan untuk bisa mencapai keberhasilan tersebut.
Biasanya, toilet training anak untuk siang hari membutuhkan waktu berkisar 3 sampai 6 bulan. Sedangkan untuk toilet training anak pada malam hari membutuhkan waktu yang lebih lama dari kisaran waktu tersebut bahkan hingga beberapa tahun. Meskipun ada juga anak berhasil melakukan toilet training malam hari dalam waktu singkat.
Beberapa anak bisa menjadi lebih cepat dan juga bisa lebih lambat dari kisaran waktu yang telah disebutkan tergantung pada kesiapannya dan bagaimana cara mengajari anak toilet training.
Bagaimana Cara Mengajarkan Toilet Training pada Anak?
Selain faktor kesiapan Anda dan anak, cara toilet training anak memengaruhi waktu yang dibutuhkan sampai anak Anda berhasil. Kesiapan kedua belah pihak dalam menjalankan toilet training anak akan lebih baik lagi bila diikuti dengan cara yang tepat.
Terdapat beberapa hal yang harus Anda lakukan sebelum mulai melakukan toilet training anak. Persiapan ini cukup penting dan memiliki dampak terhadap proses pelaksanaan toilet training pada anak. Jadi, Anda perlu menyimaknya dengan seksama.
Beberapa persiapan sebelum pelaksanaan toilet training anak:
- Ajarkan anak Anda kosakata yang erat kaitannya dengan toilet training, seperti: ingin pipis/ pee, ingin ‘ee’/ poop, pispot/ potty, ingin ke toilet, dan lainnya.
- Siapkan buku atau video yang menarik terkait toilet training anak.
- Biarkan anak Anda melihat bagaimana Anda menggunakan toilet dan jelaskan kepadanya.
- Siapkanlah pispot kecil yang nyaman dan praktis untuk digunakan dan tunjukkan cara menggunakannya.
- Biarkan anak mencoba menggunakan pispot kecilnya atau toilet di kamar mandi.
- Mulailah menggunakan celana dalam latihan (training pants) atau celana dalam biasa
- Pastikan anak mengonsumsi serat dan banyak minum air putih.
- Katakan untuk menyampaikan kepada Anda bila ia ingin BAK atau BAB.
Cara Mengajari Anak Toilet Training:
- Segera dudukkan anak Anda di atas pispotnya atau toilet saat ia memberi isyarat ingin BAK atau BAB.
- Anda juga bisa mendudukan anak Anda di atas pispot atau toilet dengan sengaja yakni melakukannya secara teratur 1 atau 2 jam sekali.
- Anda juga bisa mendudukan anak Anda di atas pispot atau toilet beberapa saat setelah melihatnya banyak minum dan makan tanpa harus menunggu 1-2 jam sekali dan menanti isyaratnya.
- Lakukan juga secara rutin sebelum ia pergi tidur dan saat bangun tidur.
- Apabila 3-5 menit anak tidak membuang kotorannya maka segera angkat dan bersihkan. Tidak baik membiarkan anak lama berada di atas pispot/ toilet.
- Tetaplah berada disampingnya selama anak berada di atas pispot atau toilet.
- Pujilah anak setiap ia berhasil BAK atau BAB di pispot atau toilet.
- Jangan menyampaikan kekecewaan bila ia belum berhasil.
- Bersabarlah bila anak masih mengotori celananya.
- Jelaskan kepada anak saat Anda sedang membersihkan tubuhnya setelah buang hajat. Hal ini juga bisa dianggap sebagai sesi pelajaran kebersihan tubuh.
- Biasakan untuk mencuci tangan setelah BAK atau BAB.
- Konsistenlah terhadap rutinitas toilet training ini.
Kesalahan yang Sering Dilakukan pada Saat Toilet Training Anak
Kegagalan toilet training anak atau lambatnya mencapai keberhasilan toilet training sering terjadi dikarenakan terdapat kesalahan yang dilakukan oleh para orang tua dan pengasuh. Anda perlu menyimak beberapa kesalahan yang sering dilakukan pada saat toilet training sehingga Anda bisa menghindari kesalahan-kesalahan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan pada saat toilet training anak:
1. Memulainya sebelum siap
Kesalahan pertama yang sering dilakukan pada saat toilet training anak adalah memulainya sebelum siap. Kesiapan yang dimaksud di sini lebih menitikberatkan kepada kesiapan anak. Ketidaksiapan anak untuk memulai toilet training sering menjadi penyebab para ibu merasa kesulitan dalam melaksanakan toilet training pada anak.
2. Menginginkan hasil yang instan
Proses toilet training anak tidak bisa dilakukan hanya dalam satu malam saja. Apabila Anda berharap agar toilet training cepat berhasil maka Anda telah melakukan kesalahan yang membuat kesuksesan toilet training terhambat.
3. Mewarnai toilet training dengan paksaan
Toilet training anak haruslah dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Toilet training yang dilakukan dengan gaya militer akan membuat anak tertekan dan menyebabkan tertundanya keberhasilan toilet training anak.
4. Tidak melakukan secara bertahap
Toilet training anak yang dilakukan tanpa tahapan yang benar akan membuat prosesnya menjadi kurang berhasil. Lakukanlah dengan cara yang tepat dan ikuti urutannya. Penting untuk diingat akan pentingnya melakukan cara menyiapkan toilet training sebelum memulai melakukannnya.
5. Menampakkan kegagalan pada anak
Suatu hal yang wajar apabila dalam proses toilet training anak adalah seorang anak pasti masih mengotori celananya. Hal ini akan menunjukkan suatu kemajuan hari demi hari selama Anda melakukannya dengan benar. Janganlah memberitahu anak bahwa ia masih mengompol atau buang air besar di celana. Anggaplah hal itu tidak terjadi dan segera dudukkan ia di pispot atau toilet.
6. Tidak konsisten
Konsistensi merupakan hal yang penting selama menjalankan toilet training anak. Waktu yang tepat saat memulai dan melakukan dengan cara yang tepat akan menjadi kurang bermanfaat apabila Anda tidak konsisten dalam melakukan toilet training pada anak.
Nah, itulah beberapa langkah yang bisa dicoba dalam melakukan toilet training anak. Selamat mencoba.