Diabetes Insipidus: Penyebab, Gejala, Pengobatan
DokterSehat.Com – Istilah diabetes lebih populer dikenal sebagai penyakit kencing manis. Namun pada dasarnya terdapat beberapa kondisi lain yang disebut diabetes, salah satunya adalah diabetes insipidus. Kondisi ini termasuk kondisi yang langka, kenali lebih jauh tentang penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan penyakit diabetes insipidus.
Apa Itu Diabetes Insipidus?
Diabetes insipidus adalah kondisi di mana seseorang terus merasa haus dan menyebabkan produksi urin yang berlebih dari tubuh. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Diabetes insipidus adalah kondisi yang termasuk langka dan dapat terjadi pada siapa saja. Penyakit diabetes insipidus dapat menjadi penyakit bawaan maupun didapat.
Penyebab Diabetes Insipidus
Penyebab diabetes insipidus adalah akibat gangguan pada anti-diuretic hormone (ADH) atau yang memiliki nama lain vasopressin (AVP). Hormon ini diproduksi di hipotalamus yang ada di otak. Setelah itu vasopressin akan disimpan di kelenjar pituitari hingga dibutuhkan. Kelenjar ini terdapat di belakang pangkal hidung, di bawah otak Anda.
Vasopressin atau AVP bertugas untuk mengatur kadar cairan dalam tubuh dengan cara mengontrol kadar urine yang dihasilkan oleh ginjal. Kelenjar pituitari akan melepaskan AVP ketika tingkat air dalam tubuh menurun, sehingga tubuh menghemat air dan menghentikan produksi urin.
Penyebab diabetes insipidus adalah karena AVP tidak mampu untuk mengatur dengan baik tingkat air dalam tubuh, sehingga terlalu banyak urin yang diproduksi dan dikeluarkan dari tubuh. Terdapat dua jenis diabetes insipidus dan kedua jenis penyakit ini memiliki pemicu yang berbeda.
Jenis Diabetes Insipidus
Secara umum terdapat dua jenis diabetes insipidus yaitu diabetes insipidus kranial dan diabetes insipidus nefrogenik. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis diabetes insipidus tersebut:
1. Diabetes insipidus kranial
Diabetes insipidus kranial disebut juga diabetes insipidus sentral adalah jenis diabetes insipidus yang paling sering ditemui. Diabetes insipidus kranial terjadi ketika hipotalamus tidak memproduksi AVP dalam jumlah yang cukup sehingga produksi urin tidak dapat dicegah dan tubuh kehilangan air dalam jumlah berlebihan.
Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan diabetes insipidus kranial:
- Tumor otak yang menyebabkan kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari.
- Cedera kepala berat yang menyebabkan kerusakan hipotalamus atau kelenjar pituitari
- Komplikasi yang terjadi akibat operasi otak atau kelenjar pituitari.
Sebanyak sepertiga kasus diabetes insipidus kranial tidak ditemukan penyebabnya. Kondisi ini termasuk sebagai idiopatik. Diduga penyebabnya terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel normal yang memproduksi AVP, namun hingga kini belum diketahui alasan mengapa sistem imun menyerang sel tersebut.
Terdapat kondisi lain yang mungkin menyebabkan diabetes insipidur kranial, namun tidak terlalu umum seperti:
- Kanker dari bagian tubuh tertentu yang menyebar hingga otak
- Sindrom wolfram
- Kerusakan otak akibat hilangnya suplai oksigen (akibat stroke atau tenggelam)
- Infeksi otak seperti meningitis atau ensefalitis
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Diabetes insipidus nefrogenik adalah kondisi di mana produksi AVP tidak terganggu, tetapi ginjal tidak dapat memberikan respons normal pada AVP. Diabetes insipidus jenis ini dapat merupakan penyakit bawaan atau didapat.
Berikut adalah penyebab diabetes insipidus nefrogenik:
- Mutasi gen AVPR2 atau AQP2 menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik bawaan.
- Penggunaan lithium jangka panjang
- Hiperkalsemia
- Hipokalemia
- Infeksi ginjal
- Obstruksi ureter
Gejala Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus ditandai dengan beberapa gejala seperti berikut ini:
- Rasa haus yang berlebihan
- Produksi urin encer dalam jumlah besar
- Sering ingin buang air kecil di malam hari
- Keinginan untuk minum minuman dingin lebih tinggi
Penderita diabetes insipidus dapat mengeluarkan urin sebanyak 19-20 liter per hari, kondisi ini termasuk kondisi yang serius. Umumnya orang dewasa hanya memproduksi urin sebanyak 1-2 liter saja per hari.
Gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Berikut adalah gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak-anak:
- Popok berat dan basah
- Lebih sering mengompol
- Kesulitan untuk tidur
- Demam
- Muntah
- Sembelit
- Penurunan berat badan
- Pertumbuhan tertunda
Diagnosis Diabetes Insipidus
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus. Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda dan akan merekomendasikan beberapa tes untuk menemukan penyebab dari kondisi yang dialami. Tes juga dilakukan untuk mengetahui jenis diabetes insipidus.
Berikut adalah beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan:
- Tes deprivasi air, tes ini mengharuskan Anda untuk sementara tidak mengonsumsi cairan dalam waktu beberapa jam untuk mengetahui respons tubuh Anda.
- Tes vasopressin, dilakukan dengan cara menyuntikkan APV dosis kecil untuk mengetahui bagaimana tubuh bereaksi terhadap hormon tersebut.
- Tes MRI, tes ini dilakukan untuk memindai otak apabila diduga terjadi kerusakan pada hipotalamus yang menyebabkan diabetes insipidus.
Perbedaan Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus
Pada dasarnya diabetes melitus dan diabetes insipidus memang tidak memiliki keterkaitan. Diabetes melitus atau dikenal juga dengan penyakit kencing manis adalah kondisi tingginya gula darah akibat tubuh yang tidak dapat memproses gula darah atau akibat kelainan produksi insulin.
Kedua kondisi ini tidak saling berhubungan dan tidak saling memengaruhi. Keduanya memang menimbulkan gejala cepat haus dan peningkatan produksi urin, namun dari segi penyebab dan penanganan, kedua penyakit ini berbeda.
Pengobatan Diabetes Insipidus
Pada dasarnya tidak ada pengobatan diabetes insipidus, pengobatan hanya dilakukan untuk meringankan gejalanya saja. Cara mengatasi gejala diabetes ini juga tentunya disesuaikan dengan jenis penyakit diabetes insipidus yang dialami.
1. Pengobatan diabetes insipidus kranial
Berikut adalah beberapa cara mengatasi diabetes insipidus kranial:
- Diabetes insipidus kranial ringan dapat diatasi dengan meningkatkan asupan air.
- Pemberian obat desmopressin pengganti hormon ADH atau AVP, dosisnya disesuaikan dengan jumlah hormon yang hilang, setiap pasien memiliki dosis yang berbeda-beda.
- Pemberian obat yang dapat meningkatkan ADH atau APV dalam tubuh (contohnya indomestasin dan chlorpropamide.
2. Pengobatan diabetes insipidus nefrogenik
Cara mengatasi diabetes insipidus nefrogenik berfokus pada masalah pada ginjal. Cara yang dapat dilakukan adalah seperti:
- Diet rendah garam untuk mengurangi produksi urin
- Minum cukup air untuk mencegah dehidrasi.
- Pemberian obat untuk mengatasi gejala seperti hydrochlorothiazide
- Menghentikan penggunaan obat tertentu berdasarkan saran dokter jika diabetes insipidus dipicu oleh penggunaan obat tertentu.
Sumber:
- Diabetes insipidus – https://www.nhs.uk/conditions/diabetes-insipidus/
- Diabetes insipidus – https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes-insipidus/symptoms-causes/syc-20351269
- Diabetes insipidus: The other diabetes – https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4743391/