Paralisis: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
DokterSehat.Com – Salah satu kondisi yang menyertai penyakit seperti stroke maupun cedera saraf tulang belakang adalah paralisis, atau kelumpuhan pada sejumlah anggota tubuh akibat terganggunya sistem saraf yang berfungsi untuk menggerakkan otot-otot. Simak informasi lengkap mengenai apa itu paralisis, apa penyebab paralisis, apa ciri dan gejala paralisis, hingga cara mengobati paralisis berikut ini.
Apa Itu Paralisis?
Paralisis adalah suatu keadaan atau kondisi lumpuhnya sejumlah bagian tubuh akibat kerusakan yang terjadi pada saraf penggerak otot tubuh. Penderita paralisis tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya manakala terkena penyakit gangguan fungsi syaraf otot ini.
Paralisis terdiri atas beberapa jenis, bergantung pada tingkat keparahan (derajat), pun area yang terjangkit, apakah hanya sebagian atau lengkap. Paralisis kerap tidak menunjukkan gejala, sehingga penanganannya sering kali terlambat.
Penyebab Paralisis
Paralisis adalah penyakit yang menyerang syaraf otot. Kendati demikian, penyebab paralisis tidak terkait dengan masalah pada otot. Berikut ini beberapa faktor pemicu paralisis pada seseorang.
1. Stroke
Stroke adalah jenis penyakit yang menjadi slah satu penyebab paralisis paling utama. Bahkan, 30 persen kasus paralisis terjadi pada mereka yang menderita penyakit stroke ini.
Pada stroke, paralisis dapat terjadi sejumlah anggota tubuh, seperti wajah (sebagian atau seluruh wajah), tangan, dan anggota tubuh lainnya yang terasa sulit dan terlalu lemah untuk digerakkan.
2. Cedera
Cedera yang diakibatkan oleh benturan keras (misalnya kecelakaan) pada area kepala juga berpotensi menyebabkan kelumpuhan (paralisis). Hal ini karena benturan tersebut bisa merusak fungsi otak, termasuk syaraf penggerak otot yang ada di sekitar kepala.
Selain kepala, tulang belakang yang mengalami cedera bisa merusak saraf yang ada di dalamnya sehinga menyebabkan terjadinya paralisis.
3. Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sel saraf otak dan tulang belakang untuk kemudian merusak myelin, selubung yang berfungsi untuk menambah kecepatan sinyal elektrik di dalam otak. Akibatnya, saraf terganggu dan berpotensi melemah atau bahkan tidak dapat berfungsi sama sekali hingga menyebabkan penderitanya mengalami paralisis.
Jika stroke menyumbang 30 persen penyakit paralisis, maka 17 persen dari kaksus paralisis disebabkan oleh multiple sclerosis ini.
4. Bell’s Palsy
Lumpuh pada satu sisi wajah secara mendadak menandakan penyakit bell’s palsy. Penyakit ini juga menjadi penyebab paralisis umum. Selain wajah, acap kali Bell’s Palsy menimbulkan rasa nyeri di area telinga.
5. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy adalah penyakit cacat lahir yang mengakibatkan terganggunya koordinasi gerakan tubuh. Cerebral palsy menyebabkan kerusakan pada otak dan pada tingkat yang parah, dapat mengakibatkan kelumpuhan pada penderitanya.
6. Neurofibromatosis
Neurofibromatosis adalah kelainan genetik yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan sel sehingga tumor dapat berkembang dengan mudah di sel saraf otak, sumsum tulang belakang, dan juga saraf tepi. Kondisi ini lantas juga menjadi penyebab paralisis yang umum terjadi.
7. Post-Polio Syndrome
Seseorang yang terkena polio berpotensi mengalami kelumpuhan (paralisis) yang berkepanjangan setelahnya.
8. Sleep Paralysis
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘ketindihan’, bukan? Atau, Anda justru pernah mengalaminya? Terlepas dari mitos yang beredar di masyarakat, secara medis kondisi ‘ketindihan’ ini disebut sebagai sleep paralysis, yakni kelumpuhan sementara yang dialami dari mulai tidur hingga bangun tidur.
9. Sindrom Guillain-Barré
Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah kelumpuhan atau paralisis yang terjadi di area kaki lalu menyebar ke atas (tangan dan wajah) setelah beberapa hari atau minggu kemudian. Sindrom GBS harus segera ditangani karena jika tidak, dapat menyebabkan paralisis pada otot pernapasan.
10. Tumor Otak
Paralisis adalah salah satu gejala dari tumor otak, selain gejala lainnya seperti kejang, sakit kepala, mual dan muntah, sulit berbicara, dan gangguan perilaku.
11. Kanker Otak
Penyebab paralisis yang terakhir yakni kanker otak. Sel kanker yang terus berkembang dapat menyebabkan kelumpuhan (paralisis), utamanya sebagian.
Jenis dan Derajat Paralisis
Paralisis terklasifikasi berdasarkan area, durasi, dan tingkat keparahan (derajat). Berikut adalah jenis dan derajat paralisis yang perlu Anda ketahui.
1. Paralisis Berdasarkan Area
Berdasarkan area atau bagian tubuh mana yang mengalami kelumpuhan, paralisis diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:
Paralisis Lokal
Paralisis lokal adalah jenis paralisis yang terjadi hanya di bagian tubuh tertentu, seperti:
- Paralisis wajah (bisa sebagian atau seluruh wajah)
- Paralisis tangan
- Paralisis pita suara
Paralisis Umum
Sementara itu, paralisis umum meliputi:
- Hemiplegia, lumpuh pada sebagian tangan atau kaki
- Monoplegia, lumpuh pada satu anggota tubuh saja
- Tetraplegia, lumpuh terjadi pada seluruh tangan dan kaki
- Paraplegia, lumpuh pada kaki, bisa juga menyebar sampai panggul
2. Paralisis Berdasarkan Durasi
Dilihat dari perspektif durasi seseorang mengalami kelumpuhan, paralisis terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Paralisis Temporer
Paralisis temporer adalah jenis paralisis atau kelumpuhan yang terjadi hanya sementara dan bisa hilang baik secara mandiri atau melalui terapi obat-obatan, contohnya:
- Paralisis akibat Bell’s Palsy
- Sleep paralysis
- Stroke
Paralisis Permanen
Sesuai dengan namanya, paralisis tipe ini tidak bisa disembuhkan dan penderitanya akan mengalami kelumpuhan seumur hidup. Biasanya, paralisis ini disebabkan oleh cedera serius akibat kecelakaan.
3. Derajat Paralisis
Derajat atau tingkat keparahan paralisis terbagi menjadi 2 (dua), terdiri dari:
Paralisis Sebagian (Parsial)
Paralisis parsial terjadi hanya di beberapa bagian tubuh saja, misalnya hanya di lengan, kaki, atau sebagian wajah.
Paralisis Total
Paralisis total sudah menyerang seluruh anggota tubuh sehingga penderitanya tidak bisa bergerak sama sekali.
Ciri dan Gejala Paralisis
Secara umum, gejala paralisis adalah tidak bisa digerakkannya anggota tubuh akibat saraf otot yang tidak berfungsi. Kelumpuhan muncul secara perlahan, namun tidak menutup kemungkinan terjadi secara tiba-tiba. Paralisis lazimnya menyerang anggota tubuh seperti:
- Wajah
- Tangan
- Kaki
- Sebagian atau seluruh sisi tubuh
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda merasakan gejala kelumpuhan pada salah satu anggota tubuh agar bisa ditangani dengan segera (jika masih bisa disembuhkan) sebelum bertambah parah.
Diagnosis Paralisis
Mendiagnosis paralisis sebenarnya mudah, yakni dengan memerhatikan anggota tubuh yang mengalami kelumpuhan. Namun untuk kasus di mana kelumpuhan sulit diindentifikasi, maka dokter akan melakukan prosedur diagnosis meliputi:
- CT Scan
- X-Ray
- MRI
- Myelography (jika paralisis menyerang sel saraf tulang belakang)
Dokter juga mungkin saja akan menegakkan prosedur pemeriksaan elektromiografi, di mana prosedur in bertujuan untuk mengukur kelistrikan otot.
Pengobatan Paralisis
Pengobatan paralisis ditegakkan sesuai dengan penyebab dan tingkat keparahan paralisis yang dialami. Beberapa cara mengobati paralisis yang umum ditempuh antara lain:
- Fisioterapi
- Operasi (kemungkinan bisa sampai amputasi)
- Pemakaian alat bantu (kursi roda, tongkat, dll.)
- Pemberian obat untuk melemaskan otot
Itu dia informasi mengenai paralisis yang perlu Anda ketahui. Penyakit ini tentu saja tidak bisa disepelekan begitu saja karena dampak yang ditimbulkannya bisa mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Jaga diri Anda dan jangan tunda-tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter manakala mengalami gejala paralisis. Semoga bermanfaat!