31 Mei, Saatnya Kita Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia
DokterSehat.Com– Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei. Adanya hari peringatan ini diharapkan bisa membuat masyarakat di seluruh dunia menyadari tentang bahaya dari kebiasaan mengkonsumsi tembakau baik itu dengan cara dijadikan rokok, dikunyah, dan penggunaan lainnya.
Berdasarkan data WHO, setidaknya 10 juta orang harus meninggal dunia steiap tahunnya gara-gara penggunaan tembakau. Padahal, setidaknya pengguna tembakau di seluruh dunia mencapai 1,3 miliar. Angka-angka ini tentu terlihat sangat mengerikan, bukan?
Salah satu hal yang dicermati oleh Kementerian Kesehatan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah kemampuan tembakau dalam memicu berbagai penyakit berbahaya. Sebagai contoh, para pecandu rokok akan beresiko besar terkena kanker paru, serangan jantung, stroke, penyakit jantung kronis, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit berbahaya lainnya. Bahkan, kandungan nikotin juga bisa mempengaruhi kemampuan otak dengan signifikan.
Tak hanya dijadikan rokok, tembakau ternyata juga digunakan dalam bentuk lain seperti cerutu, bidis, pasta gigi, tembakau kunyah, dan lain sebagainya. Semua bentuk konsumsi tembakau ini bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Meskipun Peringatan Hari Tembakau Sedunia sudah dilakukan dan kampanye untuk berhenti merokok atau memakai produk tembakau lain terus gencar untuk dilakukan, dalam realitanya, konsumsi rokok di Indonesia masih dalam tahap mengkhawatirkan dan justru cenderung meningkat.
Dari data yang dikeluarkan oleh Kmenterian Kesehatan, jumlah perokok di Indonesia meningkat dari 27 persen dari total populasi pada tahun 1995 menjadi 36,3 persen pada tahun 2013. Yang lebih mengenaskan adalah, kebanyakan perokok adalah para generasi muda, remaja, dan bahkan anak-anak.
Melihat adanya fakta ini, ada baiknya semua lapisan masyarakat semakin menyadari bahaya penggunaan rokok dan produk tembakau lainnya sehingga mampu meningkatkan kesadaran diri untuk berhenti merokok atau tidak tidak mencobanya. Tak hanya itu, setiap orang tua sebaiknya juga memberikan pemahaman tentang bahaya merokok pada anaknya sejak dini agar anaknya tidak mudah tertarik dengan produk tembakau.