Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Makan Rendah Karbo, Perlukah Diterapkan selama Bulan Puasa?

doktersehat-rendah-karbohidrat-puasa

DokterSehat.Com– Anda tentu sering mendengar tentang makanan rendah karbohidrat, bukan? Pada saat tidak berpuasa, ada cukup banyak orang yang menerapkan pola makan rendah karbohidrat, utamanya dengan tidak makan nasi. Kira-kira, perlukah pola makan rendah karbohidrat ini diterapkan saat bukan puasa?

Apa itu pola makan rendah karbohidrat?

Seperti namanya, pola makan rendah karbohidrat adalah pengaturan asupan makan yang mengurangi konsumsi makanan berkarbohidrat dengan tujuan tertentu.

Pola makan rendah karbohidrat ini kerap dianggap sebagai salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi asupan makan hingga berat badan, padahal sebenarnya penerapan pola makan rendah karbohidrat tidak boleh dilakukan dengan asal lho.

Karbohidrat adalah salah satu zat gizi yang kebutuhannya paling besar dalam tubuh, untuk itu pembatasannya tidak boleh dilakukan terlalu ekstrim karena asupan energi dalam tubuh bisa jadi tidak terpenuhi.

Siapa saja yang perlu menerapkan pola makan rendah karbohidrat?

Ada beberapa kondisi dimana pola makan rendah karbohidrat dianjurkan untuk diterapkan. Lazimnya kondisi tersebut adalah kondisi yang disebabkan oleh kondisi kesehatan tubuh, dimana konsumsi karbohidrat berlebih akan menyebabkan peningkatan kadar dalam darah hingga menimbulkan suatu reaksi penyakit.

Beberapa kondisi yang dianjurkan menerapakan pola makan rendah karbohidrat adalah:

1.Penderita diabetes

Meskipun tidak harus menerapakan makanan rendah karbohidrat, namun makanan berkarbohidrat yang boleh dikonsumsi penderita diabetes sangat terbatas pada makanan berkarbohidrat kompleks.

Hal ini disebabkan makanan berkarbohidrat sederhana akan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh penderita diabetes secara cepat. Kondisi ini merupakan suatu kondisi yang harus diperhatikan, baik saat penderita diabetes melakukan puasa ataupun sedang tidak puasa.

2.Penderita penyakit sesak nafas, baik karena kondisi paru maupun alergi

Saat muncul reaksi yang menyebabkan kondisi sesak nafas, pola makan rendah karbohidrat sangat dianjurkan karena bisa menekan timbulnya gejala pada pasien.

Mirip dengan penderita diabetes, makanan karbohidrat yang harus sangat dibatasi pada kondisi sesak adalah makanan yang manis dari karbohidrat sederhana.

Dua kondisi di atas adalah kondisi yang dianjurkan menerapakan pola makan rendah karbohidrat.

Lalu, bagaimana dengan penerapan pola makan rendah karbohidrat saat sedang puasa?

Melakukan pola makan rendah karbohidrat tanpa dua kondisi di atas, tentu boleh-boleh saja dilakukan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apa tujuan dan bagaimana penerapannya.

Hal ini penting agar pola makan yang kita terapkan bisa memberikan manfaat maksimal untuk tubuh.

Poin penting dalam melakukan pola makan rendah karbohidrat saat puasa

Tujuan menerapkan pola makan rendah karbohidrat

Tujuan penerapan pola makan rendah karbo haruslah tepat. Lazimnya, pola makan rendah karbo dapat diterapkan untuk mengurangi asupan makan agar dapat menurunkan berat badan. Hal ini memang sangat dianjurkan utamanya pada orang yang mengalami kelebihan berat badan.

Mengurangi asupan makan, utamanya karbohidrat sebagai sumber energi terbesar dalam tubuh mampu menekan asupan kalori dalam tubuh sehingga asupan kalori dari makanan bisa lebih rendah.

Hal ini bisa menjadi efektif, apalagi puasa memang bisa menjadi momen yang tepat untuk memulai penurunan berat badan, asal dilakukan dengan cara yang sehat, ya.

Penerapan pola makan rendah karbohidrat harus diiringi asupan gizi lain seimbang

Menerapkan pola makan rendah karbohidrat saat puasa haruslah dilakukan dengan cermat. Asupan karbohidrat rendah sebaiknya diiringi dengan asupan zat gizi lain, yaitu protein, lemak baik, vitamin dan mineral, yang tercukupi, mengapa?

Saat puasa, waktu makan yang terbatas membuat kita berisiko tidak memenuhi kebutuhan gizi harian. Penerapan pola makan rendah karbohidrat sudah sangat mengurangi asupan gizi untuk tubuh.

Jika asupan zat gizi lain juga ikut dikurangi dengan asal, maka risiko asupan gizi yang tidak terpenuhi dalam tubuh bisa jadi sangat besar dan akan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara umum selama puasa, ‘kan?