Sering Dilakukan! Ini 3 Kesalahan Memilih Jajanan untuk Buka Puasa
DokterSehat.Com– Seringkah Anda membeli makanan untuk berbuka puasa di pasar Ramadan?
Bulan puasa tentu tidak bisa lepas dari pasar Ramadan, ya. Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki baragam sajian khas untuk berbuka puasa, yang kemudian membuat banyak bermunculannya pasar Ramadan.
Di pasar Ramadan ini berbagai jenis makanan camilan, jajanan basah, menu masakan dan berbagai jenis minuman dijual sebagai menu makanan untuk berbuka puasa. Dengan banyaknya jenis makanan yang ditawarkan, kemungkinan kita memilih menu makanan yang kurang tepat justru semakin besar, lho. Lalu, harus bagaimana?
Ada cukup banyak hal yang meningkatkan risiko kita melakukan kesalahan saat memilih jajanan untuk buka puasa.
Mulai dari nafsu makan yang sedang tinggi karena tubuh sedang lapar, beragam makanan yang membuat kita menjadi lapar mata karena tergoda tampilan atau aroma makanan, hingga keinginan mengonsumsi makanan yang dijual karena sedang viral.
Untuk itu, kita harus mampu mengontrol agar tidak terjadi kesalahan pemilihan jajanan untuk berbuka, yang kerap terjadi, diantaranya:
1.Memilih jajanan yang terlalu manis
Anda sering memilih jajanan yang rasanya sangat manis untuk berbuka puasa? Jika iya, maka sebaiknya kini Anda mulai mengurangi kebiasaan memilih jajanan yang terlalu manis saat berbuka puasa, mengapa?
Jajanan manis yang mendapatkan topping atau isi jajanan berupa gula cair, cokelat manis, atau olahan makanan topping manis lainnya, memang membuat energi kita cepat tergantikan, namun hal ini juga akan meningkatkan kadar gula darah secara drastis dalam tubuh.
Hal ini justru sebaiknya dihindari karena meningkatkan risiko asupan gula berlebih yang secara berkelanjutan akan menyebabkan risiko diabetes.
Berbuka puasa memang identik dengan mengonsumsi makanan yang manis, namun bukan berarti semua makanan dan minuman harus manis saat berbuka puasa ya.
Cukup pilih satu atau dua porsi antara masing-masing minuman dan makanan manis yang menyehatkan.
2.Memilih jajanan yang digoreng atau dengan tambahan bumbu buatan yang tinggi natrium
Siapa sih yang tahan untuk tidak memilih jajanan yang digoreng saat sedang membeli makanan di pasar Ramadan? Ya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sebagian besar jajanan yang banyak dijual di pasaran adalah jajanan yang diolah dengan metode digoreng serta mendapat tambahan bumbu buatan yang tinggi akan kandungan garam.
Sayangnya, hal ini tidak terlalu dianjurkan utamanya jika jajanan tersebut langsung dikonsumsi saat berbuka puasa.
Kondisi ini akan menyebabkan metabolisme tubuh menjadi lebih berat karena minyak pada jajanan akan menyebabkan asupan lemak berlebihan sehingga lambat dicerna tubuh. Selain itu, energi dalam tubuh tidak bisa diganti dengan cepat oleh lemak, sehingga kebutuhan gizi tubuh yang seharusnya segera tergantikan jadi tidak dapat terpenuhi dengan cepat.
Risiko peningkatan tekanan darah akibat penggunaan bumbu buatan di jajanan juga sebaiknya dihindari saat berbuka puasa, karena akan mengganggu jalannya puasa hari selanjutnya.
Kini ganti pilihan jajanan yang diolah dengan metode kukus, panggang atau bakar dengan penambahan bumbu alami saja, ya.
3.Memilih jajanan terlalu banyak atau dalam porsi yang besar
Lapar mata memang tidak bisa lagi dihindari, apalagi saat kita akan berbuka puasa. Hal inilah yang menyebabkan pemilihan jajanan terlalu banyaknya jenisnya atau porsinya terlalu besar. Kondisi ini sebenarnya boleh saja dilakukan, asal kita bisa mengatur porsi dan frekuensi konsumsinya.
Karena jika tidak, kita akan terlalu banyak, baik dari segi jenis maupun porsi, dalam mengonsumsi jajanan, sehingga membuat tubuh kenyang hanya dari jajanan yang cenderung gizinya kurang lengkap.
Lebih lanjut, asupan gizi dalam tubuh untuk satu hari bisa jadi tidak terpenuhi karena nafsu makan sudah berkurang, padahal asupan gizi harusnya lebih lengkap dari makan utama.
Jadi, usahakan konsumsi jajanan berbuka puasa 1-2 porsi dalam ukuran kecil hingga sedang saja, ya.