Jangan Percaya, Ini 3 Mitos Penyakit Jantung yang Tak Terbukti!
DokterSehat.Com– Sebagai salah satu penyakit penyebab kematian terbesar, tak jarang kita mendengar ada cukup banyak saran tentang hal yang boleh dilakukan atau harus dihindari oleh penderita penyakit jantung.
Sayangnya, ada cukup banyak saran tentang hal terkait penyakit jantung tersebut yang hanya mitos belaka.
Hal ini tentu menjadi penting untuk diketahui, karena bisa jadi ada banyak persepsi yang keliru yang diterapkan.
KOndisi ini tidak hanya membuat pencegahan terjadinya penyakit jantung menjadi tidak efektif, namun juga bisa menyebabkan usaha pengurangan tingkat keparahan penyakit jantung menjadi tidak membuahkan hasil.
Untuk itu, kita harus selektif dalam menerima saran terkait penyakit jantung.
Beberapa kepercayaan yang ternyata tidak terbukti dan hanya menjadi mitos tentang penyakit jantung, adalah:
1. Harus menghindari konsumsi telur, atau paling tidak menghindari bagian kuning telur
Anda tentu sering mendengar bahwa penderita penyakit jantung sebaiknya menghindari konsumsi telur, bukan?
Ya, telur memang mengandung asupan kolesterol yang tinggi, namun ternyata bukan cara yang efektif jika kita hanya menghindari konsumsi telur untuk menekan risiko penyakit jantung, lho.
Para pakar kesehatan dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa kolesterol dalam tubuh terbentuk melalui organ hati, dan tidak banyak dipengaruhi melalui asupan makanan, utamanya makanan yang tinggi kolesterol.
Ketimbang meributkan masalah kandungan kolesterol pada makanan, ada jenis zat gizi yang harus diperhatikan dalam pencegahan penyakit jantung, yaitu asupan lemak jenuh dan lemak trans.
Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada bahan makanan protein hewani dan lemak trans pada makanan kemasan, akan berpengaruh langsung pada kadar lemak dalam tubuh.
Telur merupakan bahan makanan berprotein yang mengandung vitamin, mineral dan fitonutrien yang cukup lengkap.
Studi jangka panjang telah membuktikan bahwa konsumsi 1 butir telur setiap hari tidak meningktakan risiko terjadinya penyakit jantung. Akan tetapi, hal ini akan berbeda jika telur dikosumsi bersamaan dengan daging yang diproses atau keju kemasan tinggi lemak.
2. Minyak kelapa baik dikonsumsi untuk mencegah penyakit jantung
Minyak kelapa, atau minyak kelapa sawit, sebagai minyak nabati dianggap sebagai salah satu alternatif minyak yang baik dikonsumsi untuk mencegah atau mengatasi penyakit jantung.
Sayangnya, hal tersebut seakan dibantah oleh para pakar kesehatan dari Mayo Clinic.
Konsumsi minyak kelapa justru terbukti lebih meningkatkan kadar kolesterol dibandingkan minyak nabati jenis lain, misalnya minyak zaitun atau minyak canola.
Hal ini disebabkan rantai lemak sedang pada minyak kelapa cenderung lebih rendah dari minyak nabati lainnya.
Studi juga menyebutkan bahwa penggunaan minyak kelapa untuk pencegahan penyakit jantung, pada subjek manusia dalam skala besar masih belum banyak menunjukkan bukti.
Untuk itu, penggunaan minyak kelapa sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit jantung kurang direkomendasikan.
3. Suplemen asam lemak omega 3 akan mendukung kesehatan jantung
Suplemen omega 3 dan jantung seakan menjadi pasangan erat yang tak bisa dilepaskan, ya. Asupan lemak baik alami memang terbukti mampu mengurangi risiko terjadinya inflamasi dan mengurangi plak lemak dalam darah.
Akan tetapi, suatu studi yang melibatkan subjek lebih dari 80.000 subjek menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi suplemen omega 3 dan kesehatan jantung.
Hal ini didukung oleh pakar kesehatan yang menyebutkan bahwa asupan omega 3 dari suplemen kurang dianjurkan selama Anda bisa memperoleh asupan omega 3 alami dari bahan makanan.
Konsumsi ikan segar paling tidak 2-3 porsi dalam satu minggu akan mendukung asupan lemak baik, omega 3, DHA dan AA yang penting untuk jantung dan otak. Penyerapan omega 3 dari bahan makanan segar akan lebih efektif ketimbang dari suplemen.