Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asma Bronkial – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Doktersehat-obat-asma-alami

DokterSehat.Com – Asma bronkial adalah kondisi medis yang menyebabkan jalan napas paru-paru membengkak dan menyempit. Karena pembengkakan ini, jalur udara menghasilkan lendir yang berlebihan sehingga sulit untuk bernapas, yang menyebabkan batuk, napas pendek, dan mengi.

Penyakit ini kronis dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Asma bronkial dapat disembuhkan dan inhaler membantu mengatasi serangan asma. Asma bronkial dapat memengaruhi usia atau jenis kelamin apa pun dan tergantung pada faktor lingkungan dan keturunan secara luas. Ketika diabaikan, penyakit terbukti mematikan dalam banyak kasus. Sesuai survei terbaru, lebih dari 1 juta kasus dilaporkan setiap tahun di India.

Setiap orang dengan asma akan memiliki tingkat keparahan yang berbeda gejala dan pemicu yang berbeda. Beberapa orang dengan asma dapat tidak bergejala, namun terdapat fase ketika gejala memburuk yang disebut dengan serangan asma. Namun ada pula yang mungkin memiliki gejala asma setiap hari. Selain itu, beberapa orang dengan asma mungkin hanya mengalami asma ketika berolahraga atau terlalu lelah, atau ketika terserang infeksi seperti pilek.

Serangan asma ringan umumnya lebih sering terjadi. Biasanya, saluran udara yang menyempit akan terbuka dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan berat adalah ketika saluran napas menyempit lebih lama dan memerlukan bantuan medis segera. Cara mencegah serangan parah adalah dengan menjaga asma di bawah kontrol yang lebih baik.

Penyebab Asma Bronkial 

Meskipun penyebab asma bronkial tidak jelas, ini terjadi terutama karena faktor lingkungan atau genetik. Faktor-faktor yang memicu reaksi asma adalah:

Paparan zat seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, pasir, dan bakteri, yang memicu reaksi alergi.

  • Infeksi virus seperti pilek dan flu, atau pneumonia.
  • Polusi udara, asap, asap dari kendaraan, dan lainnya.
  • Stres dan kecemasan.
  • Aktivitas fisik atau olahraga yang diinduksi asma.
  • Obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, beta-blocker, dan lainnya.
  • Refluks asam atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
  • Parfum dan wewangian.
  • Cuaca, khususnya perubahan suhu ekstrem.
  • Bahan tambahan makanan (seperti MSG).

Gejala Asma Bronkial Awal

Secara umum, tanda-tanda ini tidak cukup parah untuk menghentikan pasien beraktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Tapi, dengan mengenali tanda-tanda ini, penderita dapat menghentikan serangan asma atau mencegah agar tidak semakin buruk. Tanda-tanda ini dapat menjadi peringatan dini yang meliputi:

  • Sering batuk, terutama pada malam hari
  • Sulit bernapas atau sesak napas
  • Merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga
  • Mengi atau batuk setelah latihan
  • Merasa mudah lelah, kesal, atau murung
  • Adanya penurunan fungsi paru-paru yang diukur dengan peakflowmeter, dengan cara meniupkan napas sekuat-kuatnya pada alat tersebut
  • Tanda-tanda flu, atau alergi (bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan sakit kepala)
  • Sulit tidur.

Jika terdapat gejala tersebut, kenali sebagai tanda-tanda peringatan dini, sehingga diperlukan obat asma yang lebih seperti yang dijelaskan dalam rencana tindakan asma Anda.

Gejala Asma Bronkial

Serangan asma adalah episode di mana otot yang mengelilingi saluran udara dipicu untuk mengencang. Pengencangan otot napas ini disebut bronkospasme. Selama serangan itu, lapisan saluran udara menjadi bengkak atau meradang dan sel-sel yang melapisi saluran udara menghasilkan lebih banyak lendir lebih dari biasanya.

Bronkospasme, peradangan dan produksi lendir merupakan penyebab gejala asma seperti kesulitan bernapas, mengi, batuk, sesak napas, dan kesulitan melakukan aktivitas normal sehari-hari. Gejala lain dari serangan asma meliputi:

  • Mengi parah ketika bernapas baik ketika tarik napas maupun mengeluarkan napas
  • Batuk yang tidak akan berhenti
  • pernapasan sangat cepat
  • Nyeri dada atau tekanan
  • Tarikan otot bantu pernapasan seperti otot leher, otot dada, dan tulang rusuk yang tampak naik turun akibat upaya napas yang berlebih
  • Kesulitan berbicara
  • Perasaan cemas atau panik
  • Pucat, wajah berkeringat dingin
  • bibir biru atau kuku menjadi biru, yang dikenal dalam medis sebagai sianosis.

Penanganan Asma Bronkial

Beratnya serangan asma dapat meningkat dengan cepat, sehingga sangat penting untuk mengobati sesegera mungkin. Obat untuk serangan asma adalah inhaler yang bersifat bronkodilator atau melebarkan otot jalan napas. Inhaler merupakan obat semprot yang dihirup melalui mulut. Cara menggunakannya juga tidak mudah. Diperlukan latihan berulang dan edukasi yang mendalam dari dokter untuk mengajari cara pakai inhaler ini.

Pengobatan asma dini dan agresif adalah kunci untuk menghilangkan gejala dan mencegah serangan asma.

Pengobatan Asma Bronkial

Obat asma dapat bekerja dengan cepat untuk menghentikan batuk dan mengi dengan cara mengencerkan lendir saluran napas dan membuka otot jalan napas. Konsultasikan kepada dokter mengenai dosis dan pemakaian obat. Biasanya, obat asma yang diminum ini adalah sebagai “pengontrol gejala” dan tidak digunakan ketika serangan asma terjadi.

1. Inhaler asma

Inhaler dapat digunakan sendiri di rumah. Cara pakainya jelas tidak mudah, mengingat penekanan tombol inhalernya juga harus tepat, yaitu sebaiknya ketika serangan asma, seseorang sedang membuang napas, maka inhaler itu disemprotkan. Kenapa? Karena ketika disemprotkan saat membuang napas, momen selanjutnya adalah ketika penderita menghirup napas sehingga obat justru akan masuk. Jika disemprotkan ketika menarik napas, penekanan tombol bisa saja terlambat dan justru obat malah terbuang.

2. Asma nebuliser (mesin pernapasan)

Asma nebuliser merupakan suatu alat untuk memberikan obat uap dan tepat diberikan di UGD ketika seseorang mengalami serangan asma. Alat ini dapat mengubah cairan.

3. Mengendalikan pemicu asma

Apa yang membuat gejala asma timbul? Belajar lebih banyak tentang pemicu asma dapat membantu penderita mengurangi kesempatan mengalami serangan asma. Setiap orang memiliki pemicu asma yang berbeda, dapat berupa debu, udara dingin, asap rokok, kelelahan, pikiran yang tertekan, makanan seperti seafood, telur, dan lain-lain. Catat apa yang menjadi pemicu Anda sehingga dapat dihindari di kemudian hari. Tes kulit untuk menentukan jenis alergi tertentu juga akan sangat bermanfaat.