Ibu Hamil Wajib Melakukan Pemeriksaan Ini
DokterSehat.Com – Saat hamil tidak hanya kondisi kesehatan ibu saja yang wajib dipantau, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan pun perlu dipantau secara rutin. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, dokter dapat dengan cepat melakukan tindakan jika terjadi kelainan atau gangguan pada kehamilan Anda.
Berikut ini beberapa pemeriksaan umum yang sebaiknya dilakukan ibu hamil, antara lain:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil secara umum. Dalam prosedur ini akan dilakukan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein) pada kehamilan yang berusia sekitar 15 -20 minggu. Hasil pemeriksaan AFB berguna untuk memastikan ada tidaknya gangguan saluran saraf tulang belakang janin.
Selain itu, cek HB ibu juga bisa dilakukan untuk memastikan kadar HB berada di atas 10. Jika saat tes HB ibu hamil berada di bawah 10 maka perkembangan janin akan terganggu dan dapat menyebabkan risiko perdarahan pada ibu saat persalinan nanti.
baca juga: Jenis Latihan yang Cocok Dilakukan Ibu Hamil
2. Pemeriksaan urine dan gula darah
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengatahui kondisi kesehatan ginjal serta mengontrol kadar gula darah ibu hamil. Dikhawatirkan ibu hamil akan mengalami preeklampsia yang berbahaya bila terdapat kandungan protein dalam pemeriksaan ini. Pengecekan kadar gula darah juga tak kalah penting guna mencegah diabetes pada ibu hamil.
3. Pemeriksaan berat badan
Untuk mengetahui normal atau tidaknya pertambahan berat badan wanita saat hamil maka perlu dilakukan pemantauan berat badan secara rutin. Kenaikan berat badan yang tidak normal dapat disebabkan adanya gangguan pada perkembagan janin.
4. Pemeriksaan perut
Pemeriksaan perut bertujuan untuk mengatahui posisi rahim, posisi janin, dan mengukur pertumbuhan janin. Lakukan pemeriksaan ini secara rutin kepada dokter kandungan atau bidan.
5. Pemeriksaan tinggi badan
Pengukuran tinggi badan dan panggul ibu dapat membantu ahli kandungan untuk memperkirakan persalinan mana yang akan dijalani nanti, apakah normal atau caesar. Bila tinggi badan ibu tergolong pendek dan ukuran panggul sempit maka tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal.
6. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya tumor, gangguan dalam rongga panggul, pap smear, mendeteksi ada tidaknya erosi atau bisul pada mulut rahim, mendiagnosis ada tidaknya penyakit kehamilan, ukuran rongga panggul untuk jalan lahir bayi, dan mengetahui letak janin. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan di awal kehamilan.
7. Pemeriksaan kaki
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui kemungkinan terjadinya varises dan pembengkakan kaki. Normal saja bila kaki membengkak di saat minggu-minggu akhir kehamilan, tapi pembengkakan yang berlebihan bisa menjadi tanda preeklampsia.
8. Pemeriksaan detak jantung
Dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan janin dalam kandungan. Saat melakukan pemeriksaan detak jantung biasanya akan digunakan teknik doppler supaya ibu hamil bisa turut mendengarkan detak jantung janin dalam kandungannya.
baca juga: Beginilah Akibat Kurang Tidur bagi Ibu Hamil dan Janin
9. Uji TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit TORCH dalam tubuh ibu hamil. Bayi bisa mengalami cacat bahkan kematian akibat terinfeksi TORCH. Dalam pemeriksaan ini akan dianalisis kadar imunoglobin M (IgM) dan imunoglobin G (IgG)dalam serum darah ibu yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh.
Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah dapat menunjukkan ada tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi.
Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk.