Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waspadai Penyakit Jantung Terendam Cairan

Doktersehat-cairan-di-jantung

DokterSehat.Com – Terganggunya fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dalam dunia medis sering disebut tamponade jantung. Kondisi ini terjadi akibat adanya penimbunan darah atau cairan tubuh lainnya di ruang perikardium, yaitu ruang antara jantung dengan selaput jantung (perikardium).

Mengapa sampai ada cairan di jantung? Beberapa di antara penyebabnya adalah infeksi (virus, bakteri, atau tuberkulosis), operasi jantung, gagal ginjal dengan kadar darah yang kaya akan nitrogen, gangguan peradangan (misalnya lupus eritematosus sitemik), kanker yang telah menyebar ke selaput dan otot pembungkus jantung.

Beberapa penderita penyakit jantung terendam cairan tidak memiliki tanda dan gejala apapun. Uniknya lagi, kondisi ini seringkali dijumpai tanpa kesengajaan pada pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen (chest X ray) atau ekokardiogram yang dilakukan untuk tujuan lain.

baca juga: 6 Hal yang Harus Dihindari untuk Mencegah Penyakit Jantung

Pada mulanya, selaput beserta otot pembungkus jantung dapat merenggang untuk mengakomodasi kelebihan cairan. Oleh karena itulah tanda dan gejala penderita penyakit jantung terendam cairan tidak muncul sampai sejumlah besar cairan terakumulasi.

Namun jika muncul berbagai gejala, hal itu diakibatkan oleh kompresi struktur di sekelilingnya seperti: paru-paru, lambung, nervus phrenic (saraf yang menghubungkan ke diafragma).

Gejala juga dapat timbul bila terjadi gagal jantung diastolik (gagal jantung yang terjadi karena jantung tidak mampu untuk relaksasi secara normal antara setiap kontraksi karena ada kompresi tambahan).

Beberapa gejala dari jantung terendam cairan yang perlu diwaspadai: sensasi mual, nafas pendek (terengah-engah, seolah sesak nafas), sulit untuk menelan, nyeri dada, dada seolah terasa ditekan, perut terasa penuh (kembung).

Sedangkan beberapa gejala jantung terendam cairan yang mampu menyebabkan terjadinya tamponade jantung adalah: syok, perubahan status mental, kulit dan bibir (mulut) warnanya berubah menjadi sedikit biru.

Tamponade jantung adalah suatu kondisi gawat darurat medis di mana terjadi kompresi berat dari jantung yang merusak kemampuan dan mengganggu fungsi jantung. Tamponade jantung sebagai hasil dari jantung terendam cairan dapat mengancam kehidupan, sehingga memerlukan drainase cairan segera.

Beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis jantung terendam cairan di antaranya: foto rontgen, computed tomography (CT) scan dada, ekokardiogram, dan perikardiosentesis.

Jika cairan di jantung tidak segera ditangani maka fungsi jantung akan berkurang yang pada akhirnya akan menurunkan daya pompanya. Kondisi ini akan menimbulkan penumpukan pada jantung dan paru yang salah satu akibatnya seseorang akan mengalami sesak napas.

baca juga: Cara Sederhana Mendeteksi Penyakit Jantung

Cara Mengobati Jantung Terendam Cairan

Jantung terendam cairan merupakan sebuah kondisi gawat darurat yang membutuhkan perawatan segera. Sebagai langkah awal, penderita jantung terendam cairan akan diberikan oksigen tambahan dan obat-obatan untuk meringankan beban kerja jantung serta meningkatkan tekanan darah.

Terdapat dua tujuan pengobatan jantung terendam cairan, yaitu mengurangi tekanan pada jantung dan mengobati penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan dokter untuk mengurangi tekanan pada jantung, yaitu:

  • Pericardiodesis, yaitu pemberian obat-obatan langsung ke dalam ruang perikardium untuk menempelkan perikardium dengan otot jantung. Prosedur ini biasa dilakukan bila terjadi penumpukan cairan di ruang perikardium (efusi perikardium) secara berulang.
  • Pericardiocentesis (punksi perikardium), yaitu prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan dari ruang perikardium dengan menggunakan jarum.
  • Pericardiectomy, yaitu prosedur operasi dengan memotong dan menghilangkan sebagian perikardium yang melapisi jantung. Prosedur ini dilakukan untuk membantu mengurangi tekanan pada jantung.
  • Torakotomi, yaitu prosedur invasif yang dilakukan dokter untuk mengeluarkan gumpalan darah akibat cedera dengan membuka dinding dada.

Diagnosis dini dan pengobatan terhadap penyebab utama jantung terendam cairan sangat penting untuk mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini.