Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wanita Ini Sudah Melahirkan 44 Anak!

beberapa-tips-memilih-kereta-bayi-yang-aman-dan-nyaman-doktersehat

DokterSehat.Com– Seorang wanita berusia 40 tahun dari Munoko, Uganda bernama Mariam Nabatanzi mengaku sudah melahirkan 44 anak seumur hidupnya. Bagaimana bisa Mariam melahirkan anak sebanyak itu di usianya yang masih belum terlalu tua ini?

Mariam yang tinggal di Kabimbiri, Uganda bagian tengah ini dikenal luas dengan julukan Nalongo Muzaala Bana. Julukan ini berarti ibu kembar yang melahirkan anak kembar empat. Selama 28 tahun, Mariam telah berkali-kali melahirkan anak kembar, tepatnya enam kali melahirkan anak kembar dua, empat kali melahirkan anak kembar tiga, tiga kali melahirkan anak kembar empat, dan sisanya adalah anak-anak yang dilahirkan tanpa saudara kembar. Total, telah 44 anak yang dilahirkan dari tubuhnya dengan 38 anak yang masih hidup.

Selain jumlah anak yang sangat luar biasa ini, Mariam ternyata adalah ibu tunggal bagi anak-anaknya ini. Ia juga harus menikah dengan pria yang sebenarnya bukan pujaan hatinya. Saat usianya baru 12 tahun, Mariam menikah dengan pria dengan usia 16 tahun lebih tua darinya secara terpaksa demi keluar dari kekejaman ibu tirinya. Sayangnya, suaminya kemudian melakukan poligami sehingga ia harus mengurusi anak-anaknya seorang diri.

“Suami saya melakukan poligami dan memiliki banyak anak dengan istri-istri yang lain. Saya harus mengurus anak-anak saya sendiri. Suami saya juga orang yang kasar sehingga saya putuskan menjadi ibu tunggal saja,” ungkap Mariam sebagaimana dikutip dari koran lokal, Daily Monitor.

Mariam pertama kali melahirkan di usia 13 tahun. Saat itu, ia melahirkan anak kembar dua. Dua tahun kemudian, Mariam melahirkan anak kembar tiga dan empat tahun kemudian lahirlah anak kembar empat.

Menurut Dr. Charles Kiggundu dari Mulago Hospital, Kampala, Uganda. Mariam sepertinya memiliki kelainan genetik yang membuatnya memiliki kesuburan yang sangat ekstrem.

“Sepertinya Mariam mengalami predisposisi genetik hiperovulasi atau tubuhnya mampu melepas beberapa telur dalam satu siklus. Hal ini membuatnya memiliki kesempatan jauh lebih besar untuk memiliki anak kembar,” ungkap dr. Kiggundu.

Setelah memiliki 18 anak, Mariam sebenarnya sudah pergi ke rumah sakit karena tidak ingin punya anak lagi. Sayangnya, dokter justru menyebut ada kemungkinan penghentian kesuburan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan Mariam. Hal ini disebabkan oleh Mariam yang sempat sakit dan muntah-muntah hingga akhirnya mengalami koma hingga satu bulan akibat memakai alat kontrasepsi IUD.

Desember 2016 lalu,dokter akhirnya menyebutkan bahwa kesuburan Mariam telah berhenti sehingga ia pun tidak akan menambah jumlah anaknya yang sudah sangat banyak ini.